Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pahamilah Tingkatan Belajar Saat Belajar

18 Agustus 2024   19:45 Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belajar (Foto: Canva.com)

Pendahuluan

Apakah Anda selama ini menyadari, bahwa salah satu anugerah besar dari Tuhan Yang Mahakuasa bagi manusia adalah kemampuan untuk belajar. Dengan kemampuan ini seseorang dari sebelumnya tidak tahu tentang sesuatu menjadi tahu, bila di awalnya tidak “ngeh” menjadi “ooo” setelah mempelajari sesuatu. 

Apapun yang ada di dunia ini, ternyata mengandung sesuatu yang merupakan objek belajar bagi manusia. Meskipun kemampuan belajar diberikan juga kepada makhluk-makhluk hidup lain, namun tidak sebesar atau setinggi tingkatan yang diberikan kepada manusia. Di dalam artikel ini, kita mendiskusikan topik tentang belajar ini secara singkat.

Belajar

Kata “belajar” merupakan kata jadian dari kata dasar “ajar” yang berasal dari bahasa Jawa Kuno artinya “latihan.” Setelah mendapatkan awalan ber-, di mana huruf “r” mengalami peluruhan menjadi kata “belajar.” Apabila mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “belajar” memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman; berlatih.

Istilah di atas mirip dengan kata bahasa Inggris “learn,” menurut kamus Merriam Webster artinya “to gain knowledge; to come be able,” artinya memperoleh pengetahuan; menjadi mampu. Jadi kata “belajar” sepadan dengan kata “learn.

Seseorang yang sedang mencoba untuk naik dan mengemudikan sepeda, disebut dia sedang belajar agar mampu bersepeda. Demikian juga seseorang yang sedang membaca sebuah buku tentang bagaimana cara anggota kelompok semut saling berkomunikasi, berarti sedang belajar dengan usaha memperoleh pengetahuan. Tentu seorang pesepakbola yang sedang mendengarkan petunjuk dari pelatih, juga berarti sedang belajar.

Terdapat banyak definisi tentang “belajar” menurut para ahli, yang sebagian besar menyatakan bahwa di dalam belajar berhubungan dengan proses dan perbuatan yang dilakukan seseorang secara sengaja. Dari proses yang sudah dilakukan terjadi suatu perubahan, baik pada aspek tingkah laku, cara berpikir, bersikap, ataupun berbuat. Seseorang yang sudah mengetahui bahwa sebuah gelas kaca akan pecah bila jatuh ke lantai, maka dia akan berhati-hati memperlakukan gelas kaca. Munculnya sikap berhati-hati ini didapatkan setelah melalui proses belajar.

Prinsip perkembangan pembelajaran manusia menyangkut 3 aspek, yaitu kognitif, advektif, dan psikomotorik, yang dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

  • Aspek kognitif; berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam berpikir dan memahami sesuatu. Di dalam aspek ini mencakup proses terkait mental, seperti mengingat, memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Aspek ini dianggap sebagai domain paling erat berhubungan di dalam proses pembelajaran akademik.
  • Aspek advektif; berhubungan dengan sikap, perasaan, emosi, dan nilai-nilai individu. Di dalam aspek ini mencakup bagaimana seseorang memberikan tanggapan secara emosional terhadap objek, orang, atau situasi tertentu. Aspek ini sangat penting dalam membentuk sikap dan motivasi dalam pembelajaran.
  • Psikomotorik; berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerakan otot-otot manusia, dan di dalamnya melibatkan koordinasi antara otak dan organ-organ tubuh untuk menghasilkan gerakan tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas secara fisik yang membutuhkan kendali dan keterampilan motorik.

Teori Belajar dan Teknik Menghafal

Sebetulnya banyak teori yang memberikan penjelasan dan uraian tentang pembelajaran manusia. Berikut ini beberapa contoh teori belajar yang cukup terkenal dengan penjelasan secara singkat:

  • Teori Behavioristik; teori ini dipelopori oleh John B. Watson (1878-958), menitikberatkan kepada perubahan tingkah laku bagi para pembelajar. Perubahan tingkah laku dianggap sebagai interaksi antara tanggapan dengan dorongan.
  • Teori Konstruktivisme; para pembelajar ditempatkan sebagai pusat (sentral) dan bersifat aktif, di mana mereka boleh belajar secara mandiri di bawah bimbingan guru.
  • Teori Humanisme; manusia ditempatkan sebagai individu utuh, di mana tujuan belajar adalah memanusiakan manusia sehingga mampu mengenal diri dan lingkungannya.
  • Teori Kognitif; teori ini menekankan kepada proses belajar, sehingga dalam banyak hal memandang belajar tidak sekedar tanggapan dan dorongan tetapi justru melibatkan mekanisme berpikir yang rumit.
  • Teori Sibernetik; teori ini memandang belajar sebagai pengolahan informasi, terutama di tengah era digital di mana informasi tersedia dengan jumlah sangat besar.

Salah satu aspek yang umumnya menjadi kendala dalam belajar adalah aspek menghafal atas jenis pengetahuan tertentu, misalnya mengingat nama-nama, mengingat tahun kejadian, mengingat angka-angka, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun