Pendahuluan
Sains Data (dibuat dengan Canva.com)
Di era digital ini, dapat dikatakan bahwa data berlimpah bagaikan minyak bumi. Namun, data mentah ini tak bernilai tanpa kemampuan untuk mengolah dan menganalisisnya. Inilah yang menjadi fokus Sains Data (Data Science), bidang yang tengah digandrungi dan berkembang sangat pesat. Di dalamnya terkandung potensi  informasi berharga dan diharapkan melahirkan berbagai solusi inovatif. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami dunia Sains Data, mulai dari sejarahnya hingga potensinya turut membentuk masa depan.
Istilah Sains Data
Menurut KBBI, Sains adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.
Sedangkan arti Data menurut KBBI adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Jadi, Sains Data, sebuah bidang yang menggabungkan ilmu komputer, statistik, dan domain-domain ilmu lain, telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Sejarah
Di dalam perkembangannya, Sains Data didorong oleh beberapa faktor, seperti:
1. Akar Awal (1662 - 1945):
- 1662: John Graunt menerbitkan buku, "Natural and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality," menandai awal statistik modern.
- Abad ke-19: Perkembangan kalkulus dan mesin tabulasi mendorong kemajuan dalam analisis data.
- 1945: Penggunaan istilah "sains data" pertama kali dicatat oleh Ronald A. Fisher.
2. Era Komputer Awal (1945 - 1970):
- 1946: Mesin Turing, model komputasi teoretis, diciptakan oleh Alan Turing.
- 1950-an: Komputer elektronik mulai digunakan untuk analisis data statistik.
- 1960-an: Munculnya kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) membuka jalan bagi analisis data yang lebih kompleks.
3. Revolusi Data (1970 - 2000):
- 1970-an: Perkembangan pangkalan data relasional dan bahasa pemrograman statistik seperti SQL dan R.
- 1980-an: Munculnya komputer pribadi (personal computer) dan internet memungkinkan akses data yang lebih luas.
- 1990-an: Perkembangan data warehouse dan data mining untuk analisis data skala besar.
4. Era Big Data (2000 - Sekarang):
- 2000-an: Pertumbuhan eksponensial volume data yang dihasilkan dan dikumpulkan.
- 2010-an: Munculnya platform cloud computing dan teknologi Hadoop untuk pengelolaan data besar.
- Sekarang: Perkembangan AI (artificial intelligence) dan ML (machine learning) yang pesat, memungkinkan analisis data yang lebih canggih dan prediktif.
Tokoh-tokoh Penting Sains Data
Berikut ini beberapa tokoh yang populer dan menyokong perkembangan masa depan Sains Data:
- John Graunt: Bapak statistik modern.
- Ronald A. Fisher: Pelopor desain eksperimen dan analisis statistik.
- John von Neumann: Kontributor penting dalam teori komputasi dan AI.
- Arthur Samuel: Pionir dalam pembelajaran mesin.
- Hans Peter Luhn: Penemu algoritma Luhn untuk memverifikasi nomor kartu kredit.
- Edsger Dijkstra: Ilmuwan komputer Belanda yang terkenal dengan algoritma dan strukturnya.
- Marvin Minsky: Salah satu pendiri bidang kecerdasan buatan.
- Yoshua Bengio: Salah satu pelopor deep learning.
Bidang-bidang yang Terdampak Masa Depan Sains Data
Sains Data telah merevolusi berbagai bidang, dan masa depan Sains Data kemungkinan akan berpengaruh kepada bidang-bidang lain, termasuk:
- Bisnis: Meningkatkan efisiensi, optimasi pemasaran, dan pengambilan keputusan.
- Keuangan: Menilai risiko, mendeteksi penipuan, dan memprediksi tren pasar.
- Kesehatan: Menganalisis data pasien, mendiagnosis penyakit, dan mengembangkan obat baru.
- Ilmu Pengetahuan: Mengungkap wawasan baru dari kumpulan data yang besar dan kompleks.
Teknik Terpopuler dalam Sains Data
Sains Data memiliki banyak teknik yang digunakan untuk mengolah, menganalisis, dan memodelkan data.
Berikut ini beberapa teknik terpopuler yang sering digunakan:
1. Pemrograman:
- Python: Bahasa pemrograman yang paling populer dalam Sains Data karena mudah dipelajari, memiliki banyak pustaka dan komunitas yang besar.
- R: Bahasa pemrograman yang khusus dirancang untuk analisis statistik dan visualisasi data.
- SQL: Bahasa pemrograman untuk berinteraksi dengan pangkalan data (database) dan mengambil data.
2. Statistik:
- Analisis Deskriptif: Meringkas data dengan statistik seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan distribusi frekuensi.
- Analisis Regresi: Membangun model untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan variabel independen.
- Analisis Hipotesis: Menguji hipotesis tentang data dengan menggunakan statistik seperti t-test dan ANOVA.
3. Pembelajaran Mesin:
- Klasifikasi: Mengkategorikan data ke dalam kelas yang berbeda, seperti spam atau bukan spam.
- Regresi: Memprediksi nilai numerik variabel dependen, seperti harga rumah.
- Pengklasteran (Clustering): Mengelompokkan data berdasarkan kesamaan, seperti pelanggan yang memiliki perilaku serupa.
4. Pemrosesan Bahasa Alami (NLP):
- Analisis Sentimen: Mengidentifikasi sentimen dalam teks, seperti positif, negatif, atau netral.
- Klasifikasi Teks: Mengkategorikan teks ke dalam kategori yang berbeda, seperti berita atau email spam.
- Pengekstrakan Fitur: Mengidentifikasi fitur penting dari teks, seperti kata kunci atau frasa.
5. Visualisasi Data:
- Grafik Garis: Menampilkan tren data dari waktu ke waktu.
- Histogram: Menampilkan distribusi data.
- Scatter Plot: Menampilkan hubungan antara dua variabel.
Temuan Terbaru bagi Masa Depan Sains Data
Berikut adalah penemuan beberapa teknik terbaru untuk masa depan Sains Data:
1. AutoML:
- Konsep AutoMLÂ pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017 oleh Google Brain dalam sebuah paper yang berjudul "AutoML: Automating Machine Learning".
- Sejak saat itu, AutoML telah berkembang pesat dengan munculnya berbagai platform dan framework yang menawarkan solusi AutoML, seperti Google AutoML, Microsoft Azure AutoML, dan Amazon SageMaker AutoML.
2. Transfer Learning:
- Konsep transfer learning telah ada sejak 1990-an, namun popularitasnya baru meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
- Hal ini didorong oleh kemajuan dalam deep learning, yang memungkinkan transfer learning untuk diterapkan pada berbagai tugas yang kompleks.
- Salah satu contoh terkenal dari transfer learning adalah pengembangan AlphaGo oleh DeepMind, yang menggunakan transfer learning dari model deep learning yang dilatih pada permainan Atari untuk mengalahkan juara dunia Go pada tahun 2016.
3. Deep Learning:
- Deep learning pertama kali diperkenalkan pada 1980-an, namun popularitasnya baru meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
- Hal ini didorong oleh ketersediaan data yang besar, peningkatan daya komputasi, dan pengembangan algoritma deep learning yang lebih baik.
- Terobosan besar dalam deep learning terjadi pada tahun 2012 dengan kemenangan AlexNet dalam kompetisi ImageNet, yang menunjukkan kemampuan deep learning untuk mengklasifikasikan gambar dengan akurasi yang tinggi.
4. Reinforcement Learning:
- Reinforcement learning telah dipelajari sejak 1960-an, namun popularitasnya baru meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
- Hal ini didorong oleh kemajuan dalam deep learning, yang memungkinkan reinforcement learning untuk diterapkan pada berbagai tugas yang kompleks.
- Salah satu contoh terkenal dari reinforcement learning adalah pengembangan AlphaGo oleh DeepMind, yang menggunakan reinforcement learning untuk mengalahkan juara dunia Go pada tahun 2016.
5. Explainable AI (XAI) Masa Depan Sains Data:
- Bidang XAI baru muncul dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang transparansi dan akuntabilitas model AI.
- Pada tahun 2016, DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) meluncurkan program XAI, yang bertujuan untuk mengembangkan teknik baru untuk menjelaskan model AI.
- Sejak saat itu, banyak penelitian yang dilakukan di bidang XAI, dengan berbagai teknik baru yang telah dikembangkan.
Beberapa Tantangan bagi Masa Depan Sains Data
Beberapa masalah yang masih menjadi tantangan bagi masa depan Sains Data antara lain sebagai berikut:
1. Bias dalam AI:
- Model pembelajaran mesin bisa mewarisi bias dari data yang digunakan untuk melatihnya.
- Menyingkirkan bias dalam data dan model AI merupakan tantangan besar yang membutuhkan teknik XAI (Explainable AI) yang canggih dan pemahaman mendalam tentang bias data.
2. Keamanan dan Privasi Data:
- Dengan semakin banyaknya data yang dikumpulkan, menjaga keamanan dan privasi data menjadi semakin penting.
- Ini termasuk melindungi data dari peretasan, kebocoran, dan penggunaan yang tidak sah.
- Sains Data perlu mengembangkan teknik untuk menganalisis data secara akurat tanpa mengorbankan privasi individu.
3. Intepretasi Model Deep Learning:
- Model deep learning seringkali dianggap sebagai "kotak hitam" karena sulit untuk dipahami bagaimana mereka mencapai keputusan.
- Ini bisa menjadi masalah ketika model tersebut digunakan untuk membuat keputusan penting, seperti diagnosis medis atau persetujuan pinjaman.
- Mengembangkan teknik untuk menginterpretasikan model deep learning dan memahami penalaran di balik keputusannya adalah tantangan besar dalam Sains Data.
4. Causality vs Correlation:
- Sains Data seringkali berfokus pada identifikasi korelasi antar variabel. Namun, korelasi tidak selalu menunjukkan sebab-akibat.
- Memahami hubungan sebab-akibat sebenarnya antar variabel sangat penting, namun ini bisa sulit dianalisis dengan teknik statistik tradisional.
5. Mengatasi Data yang Langka atau Tidak Terstruktur:
- Banyak masalah Sains Data terkendala oleh data yang langka (sedikit) atau tidak terstruktur (seperti teks, gambar, atau video).
- Mengembangkan teknik untuk mengekstraksi informasi yang berguna dari data langka atau tidak terstruktur ini merupakan tantangan besar.
- Teknik seperti Natural Language Processing (NLP) dan Computer Vision terus dikembangkan untuk mengatasi tantangan ini.
Penutup
Sekarang dan masa depan Sains Data sedang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan potensinya untuk memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat sangatlah besar.
Meskipun teknik-teknik baru terus bermunculan, bidang ini membuka peluang penyelesaian masalah-masalah yang kompleks di berbagai bidang.
Meskipun masih terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti bias dalam AI, keamanan data, dan interpretasi model, masa depan Sains Data terlihat cerah.
Dengan kolaborasi dan dedikasi dari para peneliti, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya, Sains Data dapat membantu kita membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H