Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaum Nabi Luth Dihujani Batu dan Tanah Panas

27 April 2024   15:00 Diperbarui: 27 April 2024   15:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Kisah ini diyakini merupakan asal mula kenapa menyukai sesama jenis adalah sebuah larangan bagi manusia. Para agamawan banyak mendasarkan kepada kisah penghukuman atas kaum nabi Luth. Atas perilaku yang dianggap menyimpang demikian, Luth sudah berusaha memperingatkannya. Bahkan keluarganya sendiri ada yang menjadi salah satu korban hukuman. Namun demikian, sampai datangnya hukuman dari Tuhan, mereka tetap tidak mau sadar atas kebiasaan terlarang itu.

Dari Mana Kisah Ini Bermula?

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim, atau Abraham, nabi Ibrohim, kedatangan 3 orang pemuda tampan. Namanya pemuda, ya pasti dari jenis kelamin laki-laki atau pria. Tidak tahu dari mana asal ketiganya, tetiba mereka sampai di rumah Ibrahim. Mungkin seperti halnya para kyai zaman sekarang, bagi seorang pemimpin agama, kedatangan orang-orang, bahkan orang asing sekalipun sudah merupakan hal yang biasa saja.

Setelah sedikit basa-basi, mungkin ditanya, dari mana asalnya, gimana bisa sampai ke sini, info dari siapa, atau nyasar gak waktu nyari-nyari. Sempat ditunjukin jalan buntu gak oleh Oom Google. He he he … Kelihatannya belum ada Map Google waktu itu, ya. Tentu saja akan banyak orang yang tahu di mana rumah tinggal Ibrahim, yang dikenal sebagai seorang ahli agama atau bahkan seorang nabi. Di mana tinggalnya seorang kyai di zaman sekarang, orang sekabupatenpun mungkin juga tahu, jadi gak perlu sulit untuk menemukannya. Biasanya rumah pemuka agama juga dengan mudah ditemukan dan dikenali.

Lho lho…. Bentar! Katanya mau cerita tentang kaum nabi Luth, kenapa malah cerita nabi Ibrahim, ya? Woke… woke… Jadi, ketiga pemuda itu, ternyata mendatangi nabi Ibrahim. Gak tahu emang nyasar, atau semacam minta izin gitu, ya. Secara, ehh sementara, se-apa, ya. Kalau baca di beberapa tulisan kekinian, lazimnya pakai kata “secara.” Ya, sudah pakai secara saja.

Nabi Luth dan Nabi Ibrahim Hidup Sezaman

Secara, nabi Luth itu ternyata hidup sezaman dengan nabi Ibrahim, dan konon masih ada hubungan saudara, entah keponakan atau apa gitu, lah. Yang jelas, mereka saling kenal dan ada hubungan keluarga. Hanya saja Ibrahim jauh lebih senior, sedang Luth lebih muda. Namun keduanya tinggal di daerah yang berbeda. Seberapa jauh jaraknya, gak tahu juga. Kalau kaum nabi Luth tinggal di wilayah Sodom, sedang Ibrahim tinggal di mana, apakah di Mesir atau di daerah Makkah, atau daerah Irak sekarang. Jadi belum begitu jelas tentang jarak tempuhnya.

Mbah Ibrahim ini sangat waskita dalam pandangan batin, bray. Saat 3 pemuda itu sudah ngobrol dan nyantai, mereka disuguhilah makan. Konon kabarnya  makan dengan lauk daging sapi bakar  khas tanah Arab yang beraroma semerbak menggugah selera. Keluarga Ibrahim sengaja memotong sapi untuk menghormati tamu-tamunya itu. Kalau menurut Al Quran, saat para pemuda disuguhi daging bakar, mereka tidak mau menyantapnya. Di sinilah di hati mbah Brahim mulai timbul rasa khawatir dan takut. Umumnya orang-orang daerah Arab sangat suka dengan daging ini. Tetapi, tiga pemuda ini kelihatan tidak menyukainya, seperti dituliskan dalam QS Az Zariyat (51:26-28).

Setelah ditanya mungkin lebih serius, mereka mengaku sebagai utusan Tuhan. Dan, mereka diperintah untuk mengabarkan, bahwa istri mbah Brahim, yaitu nyi Sarah, yang sebetulnya usianya sudah tua, akan melahirkan seorang anak. Apa gak kaget dia? Ya, kagetlah. Kakek dan nenek itu hampir-hampir gak percaya gitu, istrinya sampai tepuk-tepuk jidat QS Az Zariyat (51:29).

Ketiga pemuda itu bahkan juga ngasih tahu, bahwa mereka juga diutus Tuhan buat menghancurkan wilayah atau negeri Sodom, yang di situ ada keponakan mbah Brahim bernama Luth. Wah…. Si mbah tambah puyeng, nih. Terus gimana kalau yang disampaikan itu benar-benar terjadi. Apa yang mesti diperbuat? Tentu saja mbah Brahim mencoba nego, janganlah sampai dihukum, karena di sana juga ada keponakannya.

Nabi Luth Kedatangan 3 Pemuda

Singkat cerita, ketiga pemuda sudah pamit, sementara keluarga mbah masih dengan berbagai tanda tanya di benak pikirannya. Tapi, dasar seorang saleh, mbah sekeluarga berpikiran baik alias husnuzon saja atas hal-hal yang dianggap bersifat gaib itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun