Terimakasih kepada pembaca yang sudah memberikan respond tulisan saya sebelumnya. Ternyata skenario yang saya tuliskan sebagai skenario pertama yang terjadi (silahkan lihat seri tulisan sebelum ini).Maaf sy tidak punya waktu untuk membalas respond Anda apalagi yg membawa profesi atau tendensius kepada person bukan kepada esensi isi tulisan.
Dalam skenario pertama sy tulis peluang untuk terjadi dua putaran. Sebaiknya beberapa hal perlu digariskan dan dijelaskan kepada masyarakat:
1. Etika berkampanye jauh lebih penting daripada isi kampanye kalau Bawaslu mau bersikap netral.
2. 'Loop hole' multi tafsir pemenang Pilpres segera diantisipasi oleh para 'lawmaker' bukan elit politik.
3. Pejabat tinggi TNI POLRI tidak perlu telalu reaktif merespon berita ketidaknetralan yg mungkin memang sengaja dihembuskan oleh yang ingin mengadu domba. Ingat kedua kubu Capres tidak mungkin bisa menjaga SEMUA anggota tim masing masing untuk menjaga adab dan etika berkampanye. Apalagi kalau yang namanya RELAWAN tidak terdaftar sangat mungkin memanfaatkan untuk kepentingan yang tidak terpuji.
4. Kedua pihak harus siap untuk kalah. Kalau keduanya siap hanya siap untuk menang sangat tidak baik untuk suasana kondusif setelh Pilpres.
Maaf saya tidak mengulas skenario 2 karena nama Puan tidak naik. Skenario 3, capres yang lain memang sudah tidak muncul dan bergabung dengan dua kubu yang ada sekarang. Hanya saya sarankan kepada Capres yang pernah ada dan bakal Capres yang tidak jadi meneruskan tentunya Anda ada pertimbangan sendiri. Maka jadikanlah kelebihan Anda untuk mendidik masyarakat dan mengutamakan persatuan NKRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H