Mohon tunggu...
Ike Yati
Ike Yati Mohon Tunggu... -

I believe

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fauzi Ichsan: Krisis Finansial Global 2008 Terburuk sejak Tahun 1930-an

28 Maret 2014   02:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senior Analis Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menegaskan tahun 2008 ada krisis finansial global krisis tersebut merupakan yang terburuk sejak tahun 1930-an dalam skala global.

“Dampaknya ke dalam pasar saham global sangat jelas. Bursa saham di New York, London, Tokyo, Jakarta anjlok sedikitnya 50 persen. Di Indonesia  bursa saham IHSG anjlok 57 persen dari 2800 ke 1200, “ terang dia saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku dan diskusi Bola Liar Kasus Bank Century: Kebijakan Pencegahan dan Tanggapan Menyesatkan di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Ia menambahkan saat itu kurs Dollar terhadap Rupiah naik pesat artinya Rupiah melemah tajam dari 9200/US$ ke 12200 /US$ dalam tempo sekitar 4 s/d 5 bulan. Cadangan devisa BI turun tajam, karena BI terus mencoba untuk intervensi di pasar valas, untuk mencoba menghambat pelemahan Rupiah sehingga cadangan devisa BI anjlok dari bulan Juli 2008 60,5 miliar US $ s.d Nopember 2008 menjad 50 miliar US$.

“Pada saat itu saya masih ingat rapat dengan para pimpinan BI sempat disebut kata-kata kalau keadaan ini terus memburuk, Indonesia harus kembali ke IMF. Pada saat itu rapat tertutup,” ungkap dia.

Fauzi menambahkan, SUN dengan tenor 10 tahun naik tertinggi dalam sejarah sejak obligasi rekapitulisasi diterbitkan oleh pemerintah. Credit Default Swap (CDS), jadi artinya kalau memiliki obligasi Republik Indonesia 100 Juta US$ kita takut pemerintah Indonesia nunggak kita beli asuransi, asuransinya  namanya CDS. Preminya naik dari 2 persen ke 12,2 persen jadi untuk menjamin kelangsungan kelancaran obligasi 100 juta US$ Republik Indonesia, dan kita takut pemerintah Indonesia nunggak kita setiap tahunnya mesti bayar 12 Juta US$ lebih tinggi daripada kuponnya lebih tinggi daripada bunganya pada saat itu. (bunga berdasarkan kupon)

Pada saat itu pula pemerintah Amerika atau U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) di New York menilai bahwa satu bank kalau ditutup tidak akan beresiko sistemik, bank itu bernama Lehman Brothers. Setelah bank itu akhirnya ditutup, ternyata resiko sistemiknya luarbiasa. Bukan resiko sistemik di Amerika Serikat saja tapi resiko sistemik di dunia.

Bagaimana kondisi di Indonesia, lanjut dia, di Indonesia tidak ada blanket guarantee program baik untuk pinjaman antar bank atau deposito perbankan. Beda seperti di Singapura, Malaysia, Hongkong. Karena LPS hanya menjamin sampai Rp 2 miliar otomatis deposan-deposan besar khawatir untuk parkir dana mereka di bank kecil dan menengah sehingga mereka menarik deposito mereka secara besar-besaran.

“Disaat yang sama karena tidak adanya blanket guarantee program di pasar antar bank. Bank-bank besar memangkas pinjaman mereka ke bank kecil. Sehingga bank-bank kecil akan otomatis memiliki masalah likuiditas,” jelasnya.

Kita masih ingat pada saat itu ada rumor beberapa bank rawan di "rush" sehingga pada saat itu masyarakat itu bisa panik jika ada satu bank kecil ditutup.

Kalau bank ditutup pada keadaan normal mungkin dampaknya tidak akan terlalu terasa. Tapi pada saat itu kalau kita punya uang di dua bank kita memarkir dana di dua bank kecil, bank A dan bank B lalu bank A dibiarkan bangkrut oleh LPS / pemerintah, otomatis kita akan menarik dana dari bank B.

“Jadi betul-betul masyarakat perbankan takut terhadap banking rush. Bagi kami yang berkecimpung di dunia perbankan jelas pada saat itu adalah keadaan yang sistemik,”tutup dia.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun