Progam Asistensi Mengajar mewadahi mahasiswa untuk berkolaborasi dengan guru dan pihak sekolah di berbagai satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal, nonformal dan informal. Tujuan Asistensi mengajar adalah untuk  memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk turut serta membelajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru/fasilitator/tutor/pelatih/pendamping program di satuan pendidikan yang tersebar di masyarakat. Program Asistensi Mengajar akan sangat membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar dan menegah dengan pendidikan tinggi sesuai perkembangan Ipteks.  Selain tujuan, Kerjasama yang terjalin antara SMK yang saya tuju yaitu SMK Negeri 2 Kediri dengan pihak kampus juga menjadi alasan saya mengikuti program ini. Dengan adanya kerja sama ini, para mahasiswa lebih mudah untuk melaksanakan program Asistensi Mengajar SMK Negeri 2 Kediri.
Dalam program Asistensi Mengajar, Setiap mahasiswa akan diberikan guru pamong masing-masing yang nantinya akan membimbing dan mengarahkan mahasiwa untuk mempersiapkan dan mengelola kelas. Dengan adanya guru pamong mahasiswa akan sangat terbantu dan akan banyak belajar seputaran proses pembelajaran yang tidak  didapatkan waktu di kelas apalagi dengan adanya perubahan kurikulum dari kurikulum 13 ke kurikulum merdeka. Contoh saja seperti ATP atau alur tujuan pembelajaran yang menjadi pedoman dalam membuat perangkat pembelajaran seperti prota, promes, modul ajar, lkpd, dan lain sebagainya. Selain itu disini mahasiswa juga belajar bagaimana membuat soal dan perangkatnya untuk penilaian formatif dan sumatif. Jadi ketika membuat soal untuk penilaian formatif dan sumatif,  tidak hanya membuat soal saja tetapi juga perangkatnya yaitu kisi-kisi soal dan kartu soal. setelah melakukan penilaian formatif atau biasa kenal dengan UH disini mahasiswa juga diajarkan untuk melakukan analisis butir soal dari jawaban peserta didik, apakah peserta didik telah tuntas atau belum. Kriteria tuntas yang dipakai yaitu besaran KKM (80), jika kurang dari KKM maka peserta didik harus melakukan remidi untuk memperbaiki nilai. Dengan menganalisis butir soal akan terlihat tingkat kesulitan dan daya beda soal yang mana menjadi penentu apakah soal ini dipertahankan, diperbaiki, dan dibuang. Mahasiswa AM, selain belajar bagaimana mempersiapkan dan mengelola kelas, juga belajar bagaimana mengelola administrasi sekolah. Jadi setiap hari jika tidak ada jadwal untuk mengajar mahasiswa akan ditempatkan di bagian administrasi sekolah seperti waka kurikulum, waka tata usaha, waka psdm, dan waka humas untuk membantu dan belajar terkait administrasi sekolah.
Pendidikan yang berkualitas tentu saja diharapkan untuk kemajuan suatu bangsa, pendidikan tidak sekedar sebagai sarana 'agent of change' bagi generasi muda yang akan menjadi penerus suatu bangsa, tapi juga harus menjadi 'agent of producer' agar dapat menciptakan suatu transformasi yang nyata. Pendidikan yang menjadi patokan tidak semata-mata dalam pendidikan formal, tetapi yang dimaksudkan ialah pendidikan yang juga harus bisa merubah pola fikir serta sudut pandang dari anak bangsa yang akan menjadi penerus suatu saat nanti. Pendidikan yang inovatif serta berkualitas akan mendorong kreativitas seseorang terutama generasi muda untuk mengasah jiwa ingin tahunya selaku agen inovasi yang nantinya akan memberikan peranan penting serta menerapkan konsep dari pembangunan berkelanjutan.
Untuk mengatasi hal tersebut diberlakukannya program Sustainable Development Goal (SDGs) termasuk di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan dan memajukan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya untuk meningkatkan kualitas pada bidang pendidikan (Humaida et al., 2020). SDGs merupakan program lanjutan dari MDGs atau Millenium Development Goals yang melibatkan lebih banyak Negara maju, berkembang, ataupun Negara kurang maju. Salah satu strategi dalam penerapannya pada SDGs pendidikan berada pada tujuan yang ke 4 yaitu "memastikan pendidikan yang berkualitas setara, inklusif serta mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semuanya". Dengan demikian diharapkan dengan diadakannya program ini bisa meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan terhadap progam SDGs, Mahasiswa AM mengadakan pelatihan atau workshop pembuatan CV (Curriculum Vitae) untuk para siswa karena seperti yang kita ketahui bahwa yang dipelajari siswa SMK dalam dunia pendidikan, tidak terbatas hanya pada pembelajaran eksakta dan sosial saja, namun juga terdapat pembelajaran dan pelatihan mengenai hard skill dan soft skill. Hal ini bertujuan untuk persiapan siswa dalam menghadapi dunia pasca sekolah tingkat menengah atas atau kejuruan. Dengan dilakukannya persiapan dan pelatihan, siswa sudah menyiapkan satu langkah untuk masa depannya. Pelatihan ini ditargetkan untuk para siswa kelas XII yang sebentar lagi akan menyelesaikan masa studi di SMK negeri 2 dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Mereka juga sangat antusias untuk mengikuti pelatihan ini dari awal hingga akhir. Suksesnya acara tidak hanya karena peserta dan Mahasiswa AM sebagai penyelenggara tetapi juga peran yang dibawa pihak sekolah. Dimana pihak sekolah cukup kooperatif dan responsive ketika Mahasiswa AM membutuhkan bantuan dalam mempersiapkan kegiatan ini.
Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat diwujukan melalui progam asistensi mengajar. Di dalam progam asistensi mengajar, mahasiswa akan diajarkan bagaimana mempersiapkan pembelajaran, mengelola kelas, dan melakukan penilai terhadap siswa. Selain itu mahasiswa juga dilibatkan dalam administrasi sekolah agar mahasiswa dapat belajar bagian terpenting dalam stuktur organisasi sekolah. Bentuk dukungan terhadap progam SDGs mahasiswa AM mengadakan pengabdian masyarakat berupa workshop pelatihan pembuatan CV , dimana peserta dan pihak terlibat aktif untuk menyukseskan kegiatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H