Mohon tunggu...
Catatan Matahari Terbenam
Catatan Matahari Terbenam Mohon Tunggu... Lainnya - Be Sabr 🍃

Ketika kamu berusaha KERAS. Ingat! Tuhan mengujimu JAUH LEBIH KERAS.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apapun Selain Hujan

13 Mei 2020   17:21 Diperbarui: 13 November 2020   15:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan pernah menciptakan rasa pahit. Menjatuhkan dan mengalirkan mimpi besar yang kutaruh tinggi dilangit. Hujan merubah senyum menjadi isak tangis, melahirkan ikrar janji untuk saling pergi. Tidak mengindahkan lagi perihal hati.

Namun, hujan pula menumbuhkan rasa syukur, menghadirkan keberanian baru. Berani meraih mimpi lama, walau harus tersulut dulu. Menitipkan kebahagiaan di hati yang pernah semu. Menjadi alasan aku tersenyum seperti dulu.

Padahal, untuk setiap hari-hari yang di basahi rintik kecil pun waktu itu, aku lebih memilih berteduh dari pada berjalan bersama payung, atau nyaman meringkuk dibalik selimut. Aku hanya bisa bersabar dan berteman dengan waktu.

Waktu yang menemaniku menunggu hujan berhenti turun agar bisa kembali maju. Dan kemudian waktu menuntun sabarku menuju padamu. Menemukanmu sesaat setelah hujan turun. Gadis manis, seberkas cahaya yang membawaku keluar dari mendung hujan masa lalu.

swastamita, 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun