Mohon tunggu...
Suwardjoko Warpani
Suwardjoko Warpani Mohon Tunggu... profesional -

pemerhati angkutan lalu lintas dan pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Optimalisasi

30 Januari 2014   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

OPTIMALISASI

Tahun 2014 telah ditetapkan dana optimalisasi sebesar Rp 26,96trilyun yang dialokasikan ke 32 kementerian lembaga (PR 24 Des.2013). Benarkah makna “optimalisasi” dalam hal ini ?

Menurut kamus :

Optimal : tertinggi, paling menguntungkan; mengoptimalkan : menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi; pengoptimalan (optimalisasi) = proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi dsb) [KBBI, 2008].

Optimum : best or most favourable : the ~ temperature for the growth of plants; [Oxford Sudent Dictionary, 1978]; artinya suhu yang tepat, tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah.

Optimum : the amount or degree of something most favourable to an end; also : greatest degree attained under implied or specified conditions [The Meriam-Webster Dictionary].

Ada sistem analisis yang disebut “Program Linier” yang sasarannya adalah mencapai hasil maksimal atas keterbasan sumber daya dan kendala yang ada. Optimal berarti memecahkan persoalan, mengambil langkah-langkah dan strategi yang tepat serta target yang sesuai secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, yakni hasil yang maksimal. Penyelesaian optimal berarti dampak positifnya maksimal atau dampak negatifnya minimal. Ada keterbatasan sumber daya, ada sasaran/tujuan yang telah ditentukan ingin dicapai, ada pilihan cara yang bisa dilakukan.

Misalnya: (1) Dalam bidang perangkutan, ada sejumlah barang yang harus diangkut ke sejumlah tujuan dari sejumlah tempat/gudang. Persoalannya adalah berapa unit barang yang harus diangkut dari mana ke mana agar total biaya angkutan minimal/termurah. Bila kapasitas angkut diubah/ditambah, maka lain lagi ceritanya (2) Dalam bidang pertanian, ada sebidang lahan, debit air tertentu (minimal yang dibutuhkan), tersedia sejumlah modal dan diketahui keuntungan setiap unit produk. Lahan tersebut mungkin ditanami(a), dan/atau (b), dan atau (c). Persoalan yang harus dipecahkan adalah berapa luas lahan yang akan ditanami apa agar tercapai keuntungan maksimal dari usaha pertanian tersebut. Inilah penyelesaian optimal. Bila modalnya ditambah, maka bukan lagi optimal.

Bekerja optimal adalah cara/kiat mengerjakan sesuatu dengan keterbatasan tertentu dengan sasaran mencapai hasil maksimal. Bila hasilnya tidak maksimal, maka kesalahannya adalah pada kiat kerja atau salah memilih kombinasi cara mencapai sasaran; salah kebijakan Jadi, dana optimalisasi malah menimbulkan tanda tanya besar. Bila deviasi/kerugian yang sekarang terjadi pada 32 kementerian setara dengan Rp 10 T (misalnya), maka dengan tambahan dana Rp 27 T harus dicapai kemajuan yang setara dengan Rp 37 T. Begitu ????? Bila tidak, maka optimalisasi tersebut di atas tidak masuk “akal matematis” dan atau “akal bahasa”, kecuali “akal politis” atau “akal-akalan”

Bandung, 29.01.2014

Penulis

Suwardjoko P Warpani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun