Mohon tunggu...
Nabila Hasna
Nabila Hasna Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suwar Suwir Khas Jember, Oleh-Oleh Tradisional yang Mendorong Ekonomi Kreatif

8 November 2024   15:54 Diperbarui: 8 November 2024   16:00 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Jember, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tape terbesar di Indonesia. Tape merupakan olahan hasil fermentasi singkong yang diolah secara tradisional dan memiliki cita rasa manis dan lembut. Produk olahan tape dari Jember sangat beragam dan telah dikenal luas di kalangan masyarakat maupun wisatawan, yang menjadikannya sebagai salah satu daya tarik kuliner khas daerah ini. Beberapa jenis olahan tape yang populer di Jember, antara lain prol tape, dodol tape, dan tape ketan. Semua jenis olahan ini hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat setempat dan para wisatawan yang berkunjung ke Jember.

Ada pula, salah satu produk olahan tape yang paling terkenal dan ikonik dari Jember adalah suwar-suwir, sebuah camilan tradisional yang telah menjadi simbol kuliner kabupaten ini. Bahkan, kepopuleran suwar-suwir menjadikan Jember kerap dijuluki sebagai "Kota Suwar-Suwir." Suwar-suwir memiliki tekstur yang padat dengan rasa manis yang khas, membuatnya tetap digemari sebagai oleh-oleh bagi para wisatawan. Camilan ini telah lama menjadi favorit karena mampu  mempertahankan ciri khas kuliner Jember yang sederhana namun memikat. Sebagai salah satu oleh-oleh tradisional yang paling identik dengan Jember, suwar-suwir terus berkembang dan menjadi bukti kreativitas masyarakat Jember dalam mengolah produk lokal yang bernilai tinggi.

Suwar-suwir hadir dalam berbagai warna yang mewakili varian rasa yang berbeda. Aneka rasa yang ditawarkan pada suwar-suwir semakin beragam seiring perkembangan industri kuliner di Jember. Varian rasa yang tersedia antara lain durian, nanas, mangga, jeruk, apel, semangka, melon, anggur, pepaya, stroberi, sirsak, pandan, vanili, dan coklat.

Selain menawarkan rasa yang beragam, suwar-suwir juga memiliki harga yang ramah di kantong. Hanya dengan harga mulai dari 20.000 rupiah, para pembeli sudah bisa mendapatkan satu bungkus suwar-suwir dengan kualitas rasa dan tekstur yang terjaga. 

Peluang Ekonomi dari Olahan Suwar-Suwir

Popularitas suwar-suwir sebagai oleh-oleh khas Jember telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek, baik dari sisi budaya, pariwisata, maupun ekonomi kreatif. Tidak hanya meningkatkan citra Kabupaten Jember sebagai destinasi kuliner yang menarik di Provinsi Jawa Timur, tetapi juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

1. Industri Rumah Tangga dan UMKM

@vinamaduvinamadu, dari https://www.instagram.com/vinamaduvinamadu?igsh=MXB4d3A0bXRuYzFoMQ==
@vinamaduvinamadu, dari https://www.instagram.com/vinamaduvinamadu?igsh=MXB4d3A0bXRuYzFoMQ==

Kuliner atau jajanan memang menjadi peluang usaha yang paling diminati di kalangan masyarakat. Potensi besar dalam bidang ini memicu terbentuknya industri rumah tangga dan UMKM, yang tidak hanya membantu menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga mendorong inovasi produk kuliner lokal. Usaha ini menjadi sarana untuk mengembangkan produk-produk kuliner tradisional agar lebih inovatif, menarik, dan mampu bersaing di pasar yang semakin luas.

Contohnya adalah usaha produksi suwar-suwir. Kepopuleran suwar-suwir sebagai jajanan khas daerah telah menarik banyak masyarakat Jember untuk mengembangkan usaha berbasis kuliner ini dalam skala rumah tangga atau UMKM. Pelaku usaha tidak hanya mempertahankan resep tradisional, tetapi juga terus berinovasi dengan menciptakan varian-varian rasa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun