Mohon tunggu...
S Wahyuti Nuri M
S Wahyuti Nuri M Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Mahasiswa yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Olah Sampah Jadi Berkah

9 Februari 2020   20:12 Diperbarui: 9 Februari 2020   20:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batang (7/2) - Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro menginisiasi kegiatan pemberdayaan pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kmpos di Desa Dlimas, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang.

Kebiasaan masyarakat masyarakat membakar dan membuang sampah di sungai menyebabkan beberapa dampak negatif untuk lingkungan, diantaranya yaitu polusi udara dan sungai menjadi kotor. Sampah yang dibakar dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Pembuangan sampah di sungai menyebabkan sungai menjadi kotor, juga memicu terjadinya sungai meluap disaat hujan lebat karena adanya penyumbatan sampah.

Bermula dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang dipelopori oleh Agra S Mahardhika, Muh Nur Alim, M Zaki Dhiya, Desti Winda dan Sri Wahyuti Nuri M melakukan pemberdayaan masyarakat mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk.

Sampah rumah tangga dipilah antara pupuk organik dan anorganik. Sampah organik berupa dedaunan dan sisa sayur ini yang akan diolah menjadi pupuk kompos. Sampah dedaunan akan dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan EM4. Terakhir sampah akan dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dibuat di pekarangan rumah. 

Kegiatan ini terbagi menjadi dua yaitu edukasi dan praktik. Kegiatan edukasi dilakukan sepekan sebelumnya terkait pemilahan sampah organik dan anorganik. Acara ini diikuti oleh kader kesehatan Desa Dlimas. Kemudian pada Hari Jumat, 7 Februari 2020 dilakukan kegiatan praktik pembuatan pupuk kompos.

"Saya baru tau cara buat pupuk kompos. Selama ini biasanya saya bakar. Ya semoga kegiatan seperti ini terus ada, bisa ditindaklanjuti oleh PKK sebagai program kerja" ujar Bu Puji selaku kader kesehatan.

Melalui kegiatan sederhana seperti ini diharapkan dapat mengurangi pembakaran sampah dan pembuangan sampah di sungai. Secara tidak langsung dapat mengurangi pencemaran udara dan pencemaran air di Desa Dlimas. Selain itu, dapat juga menambah pendapatan masyarakat apabila dijual.

"Ya kami awalnya karena melihat banyak sampah yang dibakar dan dibuang ke sungai. Terus mencari solusinya gimana, salah satunya dengan dibuat pupuk kompos ini. Nanti harapannya setelah kami selesai KKN disini, kegiatan ini masih terus berlanjut" ungkap Agra selaku koordinator KKN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun