Adakah yang lebih menyiksa hatiku selain rindu melihat senyummu?
Adakah yang lebih membuatku gundah gulana selain rindu mendengar tawamu?
Dan adakah yang lebih membuatku bahagia selain perjumpaan kita?
Apakah ada yang lebih membuat hatiku temaram selain belaian kasih sayangmu?
Aku hanya mendengar, mereka menceritakanmu.
Bagaimana rona pipimu ketika engkau tersenyum,
Mengalahkan rona pancaran sinar rembulan.
Bagaimana dengan kerendahan hati engkau berkata,
Menepis ketakutan diantara desiran badai.
Dan bagaimana kehadiranmu begitu menyejukkan.
Aku hanya mendengar mereka berkata tentang engkau.
Perkataan-perkataan itu menjelma menjadi potret.
Selalu mengitari setiap ruang dan angan,
Bergulat dengan kegelisahan dan keputusasaan.
Aku bersenandung,untukmu,
Ibu. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H