Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Butuh Perubahan Signifikan, Kita Perlu Banyak Sosok Berkarakter Pahlawan

2 Februari 2025   22:44 Diperbarui: 2 Februari 2025   22:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Thomas Carlyle sekitar 1860-an (Sumber: wikipedia)

Setiap merasa prihatin melihat situasi negeri ini, kata-kata sejarawan dunia terkenal Thomas Carlyle (1795 --- 1881) selalu terngiang-ngiang. Dalam buku klasiknya On Heroes (edisi Pinguin Classics, 1995), Carlyle pernah mengutarakan bahwa perubahan besar dalam sejarah ditentukan oleh The Great Men, Orang-orang Agung. Menurut dia, mereka inilah yang patut menyandang gelar pahlawan (heroes) sejati karena mampu membawa perubahan besar dan positif bagi zaman dan lokasi tempat mereka tinggal, atau bahkan terkadang melampauinya.

Pendapat di atas demikian selaras dengan sejarah kemerdekaan kita yang dipantik oleh orang-orang besar. Tentu tak akan ada perdebatan saat ini jika kita menyebut nama-nama agung seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Jenderal Sudirman, Agus Salim, dan lain sebagainya sebagai orang-orang hebat yang merintis kemerdekaan bangsa ini.

Sekaligus, wejangan Carlyle seakan mengajak kita menyadari satu fakta sederhana. Yaitu, bahwa sejarah dunia adalah sejarah manusia. Artinya, setiap individu dengan segala kemampuan khasnya ternyata mampu menciptakan dampak besar pada alam semesta. Singkat kata, ternyata setiap orang bisa melakukan perubahan.

 Itulah sebabnya Indonesia mampu berdiri sebagai negara yang merdeka setelah sekian lama terjajah. Sebab, para individu-individu berkarakter matang dan bertekad baja---kita menyebutnya sekarang para pendiri bangsa (founding persons)---meyakini bahwa mereka secara individu dan juga bersama-sama bisa mengubah kondisi kenestapaan yang dialami negeri jajahan ini menjadi kondisi berdaulat yang bebas dari cengkeraman penjajahan negara mana pun. 

Juga, ini segaris dengan pendapat sosiolog revolusioner Iran, Ali Syariati, yang dalam What is to be Done (1986) mengatakan bahwa "ikhtiar setiap individu adalah bagaikan riak-riak ombak yang saling berkumpul membentuk gelombang pasang perubahan."

Suluh penerang

Sinyalemen Carlyle dan Syariati sejatinya sangatlah relevan untuk menjadi suluh penerang bagi kondisi negara kita sekarang yang sedang dibelit berbagai masalah: kesenjangan ekonomi yang semakin dalam, meruyaknya kasus korupsi, masih adanya oknum para aparat penegak hukum kita yang melakukan penyimpangan, kualitas sejumlah politisi yang terlalu pragmatis dan mementingkan kepentingan golongan, dan lain sebagainya. Yaitu, kita perlu mencari sosok-sosok para pahlawan agung yang inspiratif dan mampu menghela perubahan signifikan di negeri ini. 

Sayangnya, hal itu ternyata tidak mudah. Sebagai contoh sederhana, rasanya sulit bagi kita jika diminta untuk menyebutkan tokoh-tokoh zaman sekarang yang layak disebut pahlawan. Barangkali bisa menyebut sebilangan jumlah jemari dua tangan sudah tergolong bagus. Berbeda, misalnya, dengan tokoh masa lalu. Kita mudah saja menyebut begitu banyak nama pahlawan dan orang besar penggerak perubahan bangsa kita seperti sudah kita singgung sebelumnya: Soekarno, Hatta, Sjahrir, Jenderal Soedirman, Agus Salim, Tan Malaka, dan lain-lain.  

 Artinya, para tokoh bangsa dan kita semua di penggal kehidupan bangsa kiwari (saat ini) kehilangan karakter kepahlawanan. Kita kekurangan sosok-sosok berkarakter pahlawan yang mampu menyajikan terobosan dan perubahan ke arah perbaikan. Oleh karena itu, menjadi keniscayaan bagi kita untuk mencari tahu karakter kepahlawanan yang ideal. Sehingga, kita bisa mulai mencari sosok-sosok yang memiliki karakter kepahlawanan tersebut.

Merujuk pendapat Ali Syariati dalam Martyrdom (1981), karakter kepahlawanan terpenting sejatinya adalah karakter yang memiliki semangat kesyahidan (martyrdom) untuk berkorban. Yaitu, spirit yang mengajarkan kepada manusia bahwa mereka tidak akan bisa mati atau terbunuh dalam ikhtiar menggerakkan kemajuan dan melawan ketidakadilan untuk mengubah satu masyarakat yang korup dan beku menjadi masyarakat yang bergejolak dan penuh dengan elan kreatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun