Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Pengalaman Mistis Secara Rasional, Belajar Tasawuf bersama buku Epistemologi Tasawuf Haidar Bagir

11 Januari 2025   14:20 Diperbarui: 11 Januari 2025   14:20 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kover Buku Epistemogi Tasawuf (Sumber: koleksi pustaka pribadi)

West is West, East is East, the twins shall never meet. Ungkapan dari sastrawan masyhur Rudyard Kipling ini--sedang viral karena puisi 'Boots'-nya yang dipakai dalam trailer film Zombie, 28 Years Later--menegaskan betapa Barat dan Timur adalah dua dunia yang kontras, pun di dalam pemikiran filsafat. Dunia Barat identik dengan rasionalisme, dipelopori oleh Rene Descartes, yang berpusat pada rasio manusia hingga melahirkan individualisme. Sementara dunia Timur, termasuk Islam di dalamnya, erat dengan eksotisme spiritual yang melibatkan intuisi dan pengetahuan mistis.

Buku Haidar Bagir, Epistemologi Tasawuf, berniat menjembatani dua ekstrem itu. Sebagai penggal pertama dari disertasi doktoral filsafat Haidar Bagir di Universitas Indonesia (UI), yang membandingkan pemikiran Martin Heidegger dan Mulla Shadra, buku ini berfokus pada pemikiran filosofis Mulla Shadra tentang pengalaman mistis yang menjadi sendi dari laku pencari jalan spiritual
(salik) yang disebut tasawuf---pemurnian diri pencinta untuk menyatu dengan Sang Kekasih, Tuhan.

Pada intinya, buku ini ingin menyelidiki tentang kemungkinan pengalaman mistis sebagai sumber dan metode perolehan ilmu pengetahuan (hlm. 45). Intuisi alih-alih rasio menjadi penting bagi upaya epistemologis menelaah bagaimana pengetahuan didapatkan. Yang menarik dari buku ini adalah bagaimana intuisi (dzauq, spiritual training) justru dianggap sebagai daya paling andal dalam meraih pengetahuan. Pencapaian pengetahuan tentang Realitas identik dengan pengetahuan presensial atau ilmu hudhuri. Inilah pengetahuan yang melibatkan keidentikan antara "subjek pengetahuan" dan "objek yang diketahui" (hlm. 59). Adapun pengetahuan presensial itu menurut Mulla Shadra hanya bisa diperoleh dengan menghilangkan tiga penghalang spiritual lewat disiplin mistis., yaitu penghalang berupa "ketiadaan pengetahuan tentang diri"; "cinta kekayaan, kekuasaan, nafsu dan kenikmatan seksual; dan "dorongan jiwa yang mengarah pada kejahatan" (hlm. 131).

Akan tetapi, walaupun pengalaman mistis adalah sesuatu yang tidak bisa diperikan (baca: digambarkan atau dijelaskan), sesungguhnya pengalaman itu perlu diupayakan dengan sungguh hati untuk bisa didemonstrasikan secara logis. Yang dimaksud dengan metode demonstratif di sini adalah pembangunan silogisme (penarikan kesimpulan) berdasarkan premis-premis yang disepakati sebagai benar dengan mengikuti prosedur logis. Tujuan metode demonstratif bagi pengalaman mistis ini, demikian menurut Mulla Shadra, adalah untuk mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada publik sekaligus memberikan verifikasi bagi pengetahuan presensial (hlm. 146).

Dengan kata lain, karya yang cukup berat walaupun berlabel "pengantar" ini sesungguhnya mampu menjembatani antara peran rasio dan intuisi dalam teori epistemologi yang berkutat pada cara manusia mendapatkan pengetahuan. Buku ini penting bagi para salik untuk merasionalkan pengalaman mistis mereka supaya mereka tidak disalahpahami oleh publik. Sekaligus, penting pula bagi para pemuja rasio untuk menyadarkan mereka bahwa ada pengetahuan lain di luar pengetahuan yang didapatkan secara
empiris melalui indera atau melalui penalaran logis semata.

Judul : Epistemologi Tasawuf
Penulis : Haidar Bagir
Penerbit : Mizan
Cetakan : I, Maret 2017
Halaman : 184 halaman
ISBN : 978-602-441-013-1

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun