Penilaian dan Pendapat dari beberapa tokoh terhadap konsep dan strategi pembangunan 1 tahun Pemerintahan Jokowi.
Pengamat ekonomi dari Universitas Widya Mandira Dr Thomas Ola Langoday berpendapat satu tahun pemerintah Presiden Joko Widodo merupakan bagian dari waktu untuk menyiapkan konsep menuju Indonesia yang lebih baik. "Saya rasa kita perlu bersyukur karena punya presiden seperti pak Jokowi karena memang terlihat dengan jelas bahwa dalam satu tahun ini ia mempersiapkan semuanya untuk Indonesia demi untuk empat tahun ke depan," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (28/10).
Artinya bawah Jokowi sendiri menurutnya telah meletakan satu fundamental ekonomi baik dalam bidang ketahanan pangan, kedaulatan pangan, tol laut, serta pembangunan infrastruktur baik pembangunan yang dimulai dari pinggiran desa sampai ke pelosok-pelosok. Sebab dengan adanya peletakan fundamental ekonomi yang kuat, diperkirakan kedepannya ekonomi Indonesia akan menjadi ekonomi "balon" yang kembung tetapi tidak ada isinya dan mudah meledak. "Ini semua disiapkan untuk pemerintahan untuk tahun 2016, 2017, 2018 sampai 2019," tuturnya.
Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo menilai satu tahun pemerintahan Jokowi menurut kacamata pengamatannya dianggap berani mengambil langkah-langkah tepat meski beresiko. Jokowi berani mencabut subsidi BBM, dan dikucurkan ke sektor infrastruktur. “Jokowi telah mengambil langkah tepat dengan menambah dana APBN. Membangun desa dengan harapan pembangunan merata dari desa ke pusat,” tegas dia, Senin (19/10/2015). Selain itu, lanjut dia, Jokowi juga berani memanfaatkan instrumen moneter, kebijakan fiskal dan administrasi untuk melakukan perbaikan. “Ini lagi-lagi jadi langkah yang tepat yang dilakukan Jokowi,” jelas dia.
Hal senada juga diutarakan pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris dengan upaya pemerintah yang mengalihkan alokasi subsidi BBM untuk sektor produktif. “Pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur, irigasi, kesehatan, pendidikan dan keperluan produktif lainnya adalah suatu keniscayaan,” ujarnya. Syamsuddin mengacungi jempol atas keputusan Jokowi yang tidak takut citranya menurun dengan mengambil keputusan tersebut. “Ini keberanian sebagai seorang Presiden. Keputusan cepat, langkah berani dan mau mengambil resiko,” jelasnya.
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri / Dr. Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri memberikan penilaian satu tahun kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), khususnya di bidang ekonomi. Seperti diketahui, sejak Jokowi mulai menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia akhir 2014, permasalahan ekonomi tak henti-hentinya menerpa pemerintahan yang kini baru genap satu tahun. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga kenaikan harga barang kebutuhan pokok menjadi masalah ekonomi yang harus dilahap dan diselesaikan Jokowi.
Megawati mengungkapkan, pada dasarnya setiap pemerintahan memiliki karakter dan cara tersendiri dalam menangani permasalahan ekonomi. Namun, selama dirinya menjadi presiden, kondisi ekonomi dinilai stabil. "Karena tentunya setiap pemerintah punya karakter dan cirinya, dan waktunya beda," ucap Megawati di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Sabtu (24/10/2015). Perempuan yang juga Ketua Umum PDI-Perjuangan ini enggan memberi catatan lebih jauh terhadap kinerja Jokowi-JK selama setahun. Namun, dia memastikan penanganan ekonomi dari keduanya berjalan baik.
Menurutnya, setiap pemerintahan akan menemukan kondisi dan kesulitan ekonomi yang berbeda-beda. "Saya menilai setahun pemerintahan Jokowi-Kalla ya boleh-boleh saja. Tapi tentunya yang diingat pemerintah itu beda-beda. Karena situasi dan kondisinya juga beda-beda," pungkasnya.
Pemerintah Presiden Jokowi sepertinya memaklumi semua komentar dan hasil survey yang ada, untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan. Pemerintahan menyadari sekali bahwa semua program pembangunan dan tata kelola pemerintahan masih berada dijalur yang benar dan tidak ada yang melanggar Undang-Undang. Dalam suatu wawancara dengan Koran Amerika Serikat Presiden Jokowi menyampaikan bahwa, untuk tahun pertama ini, dia bersama kabinetnya sedang membangun pondasi dalam suatu Rencana Pembangunan Indonesia kedepannya. Tahun-tahun berikutnya baru akan dibangun dindingnya, atapnya, plafonnya.
Jika menyimak dari apa yang disampaikan Presiden Jokowi ini, jika dalam kinerja 1 tahun pemerintahannya ini, yang baru dibangun pondasinya, memang belum terlalu dirasakan dampaknya dan masih belum terlihat wujudnya untuk secara keseluruhan, namun pencapaian-pencapaian nyata dari pembangunan pondasi awal itu, sudah bisa dilihat dan bahkan sudah ada yang memperlihatkan hasilnya. Waktu 1 tahun, adalah waktu yang cukup pendek untuk sebuah pemerintahan baru dengan konsep pembangunan yang baru. Jadi, akan lebih fair jika pada tahun berikutnya atau pada akhir masa pemerintahan, bisa dinilai kegagalan atau keberhasilan kinerja pemerintah ini.