Mohon tunggu...
Suzash  Gribisy
Suzash Gribisy Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Sastra Indonesia UGM - Penerima Beasiswa Karya Salemba Empat UGM - Ambassador BPJS Ketenagakerjaan - Outbound Education Consultant at Ruangguru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuliah Kerja Nyata Memaksa Kita Berkontribusi Nyata

17 Agustus 2017   19:58 Diperbarui: 17 Agustus 2017   20:32 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit menceritakan pengalaman mengabdi di suatu desa yang terletak di pesisir jalur Deandles. Mungkin saat ini, KKN merupakan wadah yang tepat bagi para pemuda untuk mengabdi pada masyarakat dan menunjukkan kontribusi nyatanya untuk Indonesia. Kuliah Kerja Nyata memang sebatas mata kuliah berbobot tiga sks, namun pelaksanaannya paling membekas di ingatan para mahasiswa. Kuliah Kerja Nyata atau KKN identik dengan kehidupan pedesaan, jauh dari hiruk pikuk kendaraan, sulit air, sulit sinyal handphone, akses jalan yang tidak bagus, dan hidup dengan kebutuhan yang serba terbatas. Dari situ, mahasiswa mengamalkan tri dharma perguruan tinggi. Masa periode KKN tiap kampus berbeda-beda, ada yang sebulan, ada yang dua bulan, ada yang tiga minggu, dan lain sebagainya.

KKN kami dilaksanakan periode antar semester yang jatuh pada tanggal 10 Juni -- 4 Agustus 2017. Desa Banyuyoso merupakan salah satu desa di kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan luas wilayah 82,5 ha. Secara geografis, desa ini terletak sangat dekat dengan daerah pesisir pantai dengan jarak tempuh sekitar 10 menit dari jalur Deandles.

Desa ini memiliki lahan pertanian sebesar 42,5 ha berupa sawah dan lahan pemukiman seluas 40 ha. Sebagian besar halaman rumahnya ditanami oleh pohon kelapa dan pohon pisang. Masyarakat Desa Banyuyoso sebagian besar berprofesi sebagai petani, peternak, dan produsen beberapa jenis pangan. Program-program dalam Tim KKN kami  bertemakan "Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyuyoso, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah Berbasis Desa Berdikari" dilakukan sebagai langkah konkrit peran mahasiswa dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat, baik permasalahan dalam bidang kesehatan, lingkungan, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.

Ketika kami tiba, desa ini  ternyata pernah dicanangkan menjadi desa peternak kambing. Sehingga akan banyak ditemukan kendang kambing di daerah ini. Di desa ini, terdapat dua kelompok ternak yang telah beroperasi, yakni Hangudi Makmur dan Mendotomo. Permasalahan lingkungan yang terjadi di Desa Banyuyoso antara lain menumpuknya kotoran kambing akibat terdapatnya peternakan kambing yang jumlahnya cukup banyak. Penumpukan kotoran kambing ini disiasati oleh warga dengan cara menjualnya dengan harga yang sangat amat murah. Setelah diadakan jajak pendapat dengan warga setempat, mereka meminta untuk dibuatkan alternatif pemanfaatan kotoran kambing di desa tersebut agar lebih berguna secara lingkungan dan ekonomi.

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan pengetahuan warga mengenai teknologi baru sangat minim. Penggunaan program-program utama dalam komputer juga terlihat sangat kurang. Sehingga mengakibatkan lambannya proses pendataan di desa ini. Di sisi lain, penggunaan internet di desa ini juga belum maksimal. Sehingga dibutuhkan pelatihan dan sosialisasi khusus untuk menunjang desa ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu, masih kurangnya perhatian warga untuk mengembangkan dan melegalkan industri rumahan seperti produksi peyek, telur asin, gula aren, sagon kelapa, maupun keripik pisang asin. Padahal, jika itu berjalan, dapat menjadi lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.

Dengan latar belakang tersebut, kami menjalankan beberapa program. Program yang kami gadang-gadang adalah sebagai penggugur kewajiban demi terselamatkannya tiga sks kami ternyata berhasil kami nikmati sehingga kami tidak terbebani. Ternyata keramahan dan dukungan warga Desa Banyuyoso menjadikan niat kami lebih dari program. Kami akhirnya menikmati berbaur dengan warga dan merasakan kehangatan suasana desa.

Tidak banyak yang kami lakukan di desa ini berdasarkan permasalahan yang terjadi di desa. Beberapa dari kami berinisiatif membuat beberapa alternatif pemecahan masalah menumpuknya kotoran kambing di desa ini dengan cara membuat biogas, pupuk organik cair, dan blue print reaktor biogas skala kecil. Program tersebut kemudian menjadi solusi untuk memanfaatkan limbah kotoran kambing agar lebih berguna.

Selain itu, untuk membantu perangkat desa untuk mengenal internet dan memanfaatkannya untuk pendataan dan pendokumentasian program-program desa, tim KKN kami mengadakan penyuluhan dan pelatihan IT yang diperuntukkan untuk seluruh perangkat desa. Harapannya, internet dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembangunan desa ke depannya.

Padatnya kegiatan warga yang bermatapencaharian sebagai peternak yang seharian di kandang dan petani yang seharian di sawah, menyebabkan minimnya perhatian masyarakat mengenai kesehatan diri dan lingkungan. Padahal, kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kami berpikir perlunya melakukan penyuluhan sanitasi dan pengadaan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga.

Selain di bidang peternakan, saintek, dan kesehatan, kami juga mencoba untuk mendukung industri rumahan yang juga merupakan potensi desa tempat kami KKN. Kami mendukung dengan cara memberikan penyuluhan tentang Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT). Selama sosialisasi, kurang lebih dua puluh orang pelaku industri diberikan penjelasan tentang  bahan-bahan makanan dan pengemasan yang aman bagi kesehatan, serta kriteria kelayakan dalam industri makanan skala rumahan. Selain itu, para pelaku industri diberikan pengarahan juga tentang pemasaran produk UMKM. Diharapkan setelah penyuluhan ini, para pelaku industri rumahan yang sudah mendapatkan pengetahuan dapat menerapkan dan mengembangkan industri rumahannya. Tentu saja ada pendampingan dari tim KKN kami untuk kelanjutan program yang kami inisiasi ini.

Dan yang terakhir adalah bidang pendidikan. Tim KKN kami pun berkontribusi dalam pendidikan di SD N Banyuyoso. Mengajarkan beberapa pengalaman serta berbagi motivasi membuat para siswa semangat melakukan proses belajar dan memiliki mimpi. Memiliki semangat belajar dan mimpi yang besar haruslah dimiliki anak-anak desa Banyuyoso. Karena pada merekalah, kami titipkan cita-cita Desa Berdikari ini agar mereka teruskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun