Mohon tunggu...
suzan oktaria
suzan oktaria Mohon Tunggu... -

Pecinta kopi, cokelat, es krim dan buku, bekerja sebagai jurnalis televisi lokal, hobi banget travelling, menulis, dan mencoba sesuatu yang baru. Blogger, taekwondo and relawan adalah bagian hidupku ^..^ silakan berkunjung ke sini http://suzannita.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belum Lengkap Tanpa Coret Baju dan Konvoi

26 April 2010   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari bersejarah bagi pelajar SMA/ SMK/ MA di seluruh Indonesia. Ternyata melepaskan tahta SMA adalah menjadi simbol tersendiri bagi mereka yang mengatakan “Aku Sudah Besar” . Benarkah… ??? Mungkin karena dulu tidak pernah merasakan bagaimana mencorat coret baju , kecuali zaman SMP, karena ketika pendidikan setingkat SMA, diriku terdampar dan menyelesaikan studi di SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) sssttttt… jangan ketawa ya  Memang di setiap pengumuman hasil ujian nasional (kelulusan) beragam ritual dilakukan. Tak lengkap rasanya jika para pelajar ini tidak melakukan aksi coret baju. Inilah “ritual” yang  selalu dilaksanakan sesaat setelah mereka mengetahui mereka berhasil lulus Ujian Nasional.

Meski telah mendapatkan larangan keras dari pihak sekolah, orang tua dan berbagai pihak lainnya termasuk pihak Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten / Kota toh  mereka tetap menyoret baju putih seragam mereka memberikan warna berbeda di hari yang bagi mereka hanya satu kali dialami dalam hidup. Hmmmm… inilah kenyataan yang terjadi di negeri ini… Selain aksi corat coret baju, yang tak seru dan wajib adalah aksi konvoi keliling kota dengan mengendarai kendaraan roda dua. Yupsss… aksi konvoi motor ini menjadi bentuk luapan kegembiraan mereka karena berhasil lulus Ujian Nasional.
Sayangnya konvoi kendaraan roda dua keliling kota ini kerap memberikan rasa khawatir bagi yang melihat atau pengguna jalan yang lain. Pasalnya dalam konvoi ini sebagian dari siswa atau mungkin seluruhnya ya  tidak mengenakan helm alias pengaman kepala. Peristiwa kelulusan UN ini hanya sebagian kecil dan peralihan dari jalan hidup, kenapa harus melakukan hal yang tidak bermanfaat. Toh, pakaiannya bisa digunakan untuk adik atau kalau memang tidak memiliki adik lagi bisa disumbangkan bagi mereka yang memerlukan. Bahkan yang lebih penting dari sekedar konvoi adalah bagaimana mensyukuri hidup dan menjaga keselamatan, karena jika kepala itu jatuh ke aspal, apa kata dunia ? Semoga semakin banyak para pelajar yang memaknai arti kelulusan bukan sekedar dari coret baju dan konvoi kendaraan… 
D
D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun