Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Misteri] Mencari Notif yang Hilang

4 Maret 2016   17:00 Diperbarui: 4 Maret 2016   20:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: 1. Jailangkung: wikimedia.org; 2. Genie Lamp: hubspot.net; 3. Shenlong: nyanyan.it"][/caption]

Notif atau Comment Notification adalah salah satu fitur penting yang sangat digandrungi para kompasianer yang sungguh-sungguh melaksanakan sharing and connecting di Kompasiana. Fitur ini pernah berfungsi baik, rusak - diperbaiki, sakit - diobati, hilang - dikembalikan, ngambek - dibujuk, demikian seterusnya. Para kompasianer tidak minta fitur-fitur aneh atau sakti, cuma minta agar fitur yang sudah berfungsi dirawat dengan baik. Kalau tim IT Kompasiana mengutak-atik sistem atau fitur lain dan mengakibatkan kerusakan pada fitur yang sudah berjalan baik --seperti fitur notif ini, seharusnya kerusakan diperbaiki. Entah sudah berapa banyak komentar dan obrolan menyangkut notif ini, bahkan ada yang menulis artikel tentangnya, seperti ini dan ini.

Kompasiana justru semangat mempromosikan fitur-fitur baru seperti Pencarian Artikel dan Crossword Filtering. Fitur Pencarian Artikel di Kompasiana versi yang sekarang adalah alat pencari yang sangat buruk dan tak berguna. Para kompasianer akan menggunakan fasilitas pencari Google yang memiliki opsi-opsi yang canggih. Tentang fitur Pencari Artikel ini sudah ada yang membahasnya, di sini. Fitur Crossword Filtering pun pernah penjadi bahasan hangat para kompasianer, sekarang sudah bosan karena sudah capek. Kecuali yang tersengat, bahkan ada yang menulis artikel, ini dan ini dan ini dan ini. Tidak semua korban fitur ini sampai menulis artikel, tapi bersuara lewat kolom komentar dan fitur obrolan.


Mencari notif secara supranatural

Karena sudah putus asa mengharap tim IT Kompasiana sejak kepergian Pak Fahmi Ardi yang komunikatif, maka dengan sangat terpaksa ditempuh cara supranatural. Pertama, ditempuh cara yang murah dan sederhana, yaitu menggunakan jailangkung memanggil makhluk halus. Hanya bermodalkan tempurung kelapa, batang kayu, dan baju bekas, serta bantuan dua anak kecil untuk memeganginya. Tentu saja tidak menggunakan kertas, batu tulis (sabak), papan tulis, atau white board, tapi menggunakan tablet. Genderuwo yang datang marah-marah, katanya ia bukan genderuwo admin IT, ia menyarankan agar bertanya kepada jin lampu ajaib yang dulunya berprofesi sebagai jin admin IT. Ia memberi alamat tempat lampu itu berada dan memberi mantera untuk waktu menggosoknya nanti. Sebagai imbalannya, ia minta dibacakan artikel Mbah Reza Fadli Zontor yang ada Haji Lulungnya.

Ternyata lampu ajaib itu ada di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Menteng. Lampu digosok di tempat sepi di Rengasdengklok, Karawang. Jin lampu sangat senang sekali, maklum telah ribuan tahun terkurung dalam lampu. Mau minta apa saja boleh, asal menyangkut orang lain, dan orang itu harus kenthir, misalnya ingin agar Kong Ragile jadi Gubernur DKI 2017-2027 juga boleh, pasti terlaksana. Wah, sudah terlanjur usaha nih, maka tetap pada rencana awal, minta fitur notif dikembalikan ke Kompasiana. Jin bilang, zaman dia dulu tidak ada komputer, kalau dia coba-coba nanti bisa tambah rusak seperti yang dilakukan oleh banyak tim zaman sekarang. Tapi ia bilang, ia punya tujuh dragon ball yang dititipkan padanya oleh Shenlong, raja naga. Bola-bola itu tidak dapat digunakan di dalam lampu. Jin menyerahkan ketujuh bola itu dan ia terbang pergi ke alam bebas.

Tujuh dragon ball diletakkan di tengah lapangan terbuka mengundang Shenlong. "Woi sebelum kamu ngomong, aku sudah tahu, kamu mau minta notif. Itu tidak bisa karena notif sudah terintegrasi dengan otak para tim IT Kompasiana, kalau diambil paksa, mereka akan hilang pikiran selamanya. Notif hanya bisa keluar dari otak mereka melalui kehendak bebas sesuai tupoksinya. Lebih baik kamu ganti permintaan saja. Karena ada tujuh bola, kamu boleh mengajukan tujuh permintaan menyangkut orang lain yang tidak boleh terjadi."

"Baiklah, aku minta tujuh hal ini tidak terjadi: 1. Prabowo S - Presiden RI, 2. JK - Presiden RI, 3. Puan M - Wapres RI, 4. Sandiaga U - Gubernur DKI, 5. D Trump - Presiden AS, 6. Mas Didi dan Mbak Cint jadian, 7. Arsenal juara BPL."

Sumber Gambar:
1. Jailangkung: wikimedia.org
2. Genie Lamp: hubspot.net
3. Shenlong: nyanyan.it

— •oo 0θ Φ θ0 oo• —

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun