Kanit Reskrim AKP Boy baru datang dari luar kota saat ia diberi arahan singkat oleh Kapolsek mengenai kasus meninggalnya petugas PPS Freddy dan anggota satpam Adi. Semua dokumen yang dibutuhkan kini ada di mejanya. Ia mempelajari dokumen itu termasuk semua kegiatan yang telah dilakukan anak buahnya yang terfokus pada rumah tempat ditemukannya mayat dan sekitarnya. Ia juga mengumpulkan anak buahnya untuk klarifikasi dan minta masukan.
Keesokan harinya ia menyamar menjadi petugas PPS, langsung ke rumah Haris yang terlihat agak gugup. Namun Boy bersikap sopan, penuh senyum, dan tidak menunjukkan sikap investigatif. Ia memberi alasan kedatangannya adalah untuk mengulangi pekerjaan Freddy karena banyak data yang hilang atau rusak. Boy juga meminta Haris menulis beberapa kalimat yang pada intinya menyatakan menganulir keputusan Haris sebelumnya --mendukung atau tidak mendukung pasangan calon, apabila data yang hilang itu pada kemudian hari ditemukan dan ternyata berbeda dengan keputusannya yang sekarang.
Kembali ke kantornya, Boy memeriksa beberada dokumen dan mengutus dua anak buahnya pergi menyerahkan surat panggilan untuk Haris sekaligus menjemput Haris untuk diperiksa di kantor polsek.
Sebelumnya Boy curiga bahwa Haris terlibat kasus ini karena pada dokumen verifikasi terdapat dua tulisan petugas yang berbeda. Tulisan tangan Freddy ada hanya pada dokumen-dokumen yang dikerjakan sampai rumah Haris. Selewat rumah Haris, tulisan tangan petugas berubah. Oleh karena itu, Boy berpura-pura menjadi petugas PPS untuk mendapatkan tulisan tangan Haris yang ternyata cocok dengan tulisan tangan petugas kedua.
Selain itu, kunjungan Boy tersebut juga dilakukan untuk memastikan beberapa hal, seperti panjang kuku kedua ibu jari Haris. Leher Adi dicekik oleh pelaku yang ibu jarinya berkuku cukup panjang. Sementara kuku orang-orang di sekitar ditemukannya mayat, termasuk Freddy, Yeedah, majikannya, dan para tetangga sebelahnya, semua berkuku pendek.
Teori tentang jatuhnya Freddy karena loncat pagar juga bisa dipatahkan setelah melihat hasil visum, yaitu belakang kepalanya bocor karena benturan benda keras seperti kena sudut meja meskipun penyebab kematian adalah patah lehernya. Dalam kunjungannya itu Boy berhasil mengidentifikasi meja yang dimaksud.
Catatan: Lihat Bagian 1 di "MENANGGAPI ARTIKEL" di bawah.
Jakarta, 9 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H