Selepas pendar dan suara alam beringsut berlalu, sekeping pecahan rembulan jatuh di pekaranganku. Berkerudung gelap, berbibir senyum, bersapa malu.
Malam-malam seterusnya segala kirana tak kuperlukan lagi, tak juga dewi candra. Aku sudah menggenggam batu bulan yang penuh gairah, cinta, dan makna.
Batu bulan multifaset, tajam, dan berkejutan. Mencoba memilikinya berpotensi gregetan berkelanjutan. Hanya pemilik niat ingsun yang mampu bertahan.
-o0O0o-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI