Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iyus Ruswanto, Kapok Jadi Makelar Tenaga Kerja

1 Oktober 2024   11:31 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:33 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iyus dan istri, Sri Hastuti (foto: Iyus)

Iyus Ruswanto, Kapok Jadi Makelar Tenaga Kerja

Oleh: Suyito Basuki

Mau dapat uang banyak?  Mau cepat kaya?  Modal sedikit?  Jadilah makelar tenaga kerja. 

Setidaknya itulah yang menjadi rumus hidup Iyus Ruswanto, pria kelahiran Karawang 05-06-1965 dengan alamat Kampung Rawasari Desa Jomin Barat, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini.

Iyus Ruswanto, lulusan sebuah Sekolah Teologi di Yogyakarta ini semula mengaku tamak akan uang.  Pria dengan istri Sri Hastuti dan ayah dua anak David Praise King dan Grace El-Shaddai ini memanfaatkan lokasi tinggal dan relasi-relasinya untuk meraup uang dengan mudah.  Dengan hanya bermodal sebuah HP, dapat meraup uang ratusan juta rupiah dalam waktu yang singkat.

"Saya tinggal di Cikampek, Kabupaten Karawang.  Cikampek dan Karawang itu daerah industri. Ribuan pabrik ada di sini. UMK-nya tertinggi di seluruh Indonesia. Ratusan ribu bahkan mungkinn jutaan orang datang dari mana-mana ke daerah kami, mencari kerja dengan upah tinggi. Itu jadi peluang sekaligus perangkap iblis untuk sebagian orang yang punya hati tamak, seperti saya saat itu," demikian aku Iyus Ruswanto.

"Saya tergoda berbisnis rekruitmen karyawan sebuah perusahaan otomotif besar. Saya punya link untuk bisa masukin orang kerja di situ. Saya manfaatkan cari keuntungan. Setiap orang yang mau masuk kerja di situ harus menyogok antara Rp 40juta - 60 juta/orang. Tergantung posisi yang diinginkan. Uang itu 20% Saya serahkan ke salah satu manager di situ. Bayangkan keuntungan Saya 80 % per calon. Besar sekali! Dan sangat mudah!! Cuma lewat HP!! Saya sampai dapat ratusan juta!" ujar Iyus Ruswanto.

Namun dunia itu berputar, ekonomi tidak selalu lancar, suatu saat bencana datang. Tuhan menurut Iyus menghajarnya, memberi pelajaran sangat pahit. Tiba-tiba orang dalam yang ia percayai kabur, membawa uang calon karyawan darinya hampir 1 miliar. Para calon karyawan yang uangnya dibawa kabur itu datang ke rumahnya, mereka meminta uangnya kembali dengan utuh.

"Saat itu saya kelimpungan. Tapi tetap saya bilang bahwa saya akan bertanggung jawab mengembalikan semuanya. Saya akan jual rumah tempat tinggal yang saya tempati dengan istri dan anak-anak. Tapi nilai jualnya kurang dari 1 miliar. Saya yakin akan kehilangan rumah. Istri dan anak-anak saya akan sengsara. Saya telah berdosa kepada Tuhan dan keluarga. Tiga bulan Saya berusaha mencari penipunya ke mana-mana. Tentu dengan biaya yang cukup tinggi. Tidak berhasil. HP-nya tidak bisa dihubungi. Saya sama sekali kehilangan si penipu. Saya nangis sejadi jadinya di hadapan Tuhan. Mengakui dosa dan kesalahan saya. Memohon pengampunan, belas kasihan, dan pertolongan. Sebenarnya istri dan anak-anak saya, juga mamah saya sudah dari awal memperingatkan, menasihati agar saya tidak bisnis seperti itu. Mereka bilang itu jahat di mata Tuhan. Tapi saat itu Saya bebal dengan alasan toh ini untuk membahagiakan keluarga. Tapi hasilnya justru jelas-jelas akan menyengsarakan istri dan anak-anak Saya. Senangnya hanya sebentar saja! Lalu  penghukuman datang!" demikian urai Iyus Ruswanto yang memiliki fokus pekerjaan menjadi pelayan Tuhan di sebuah gereja ini.

"Berbulan-bulan saya menangis dan memohon pertolongan Tuhan. Barang-barang yang ada di rumah dijual satu persatu. Tinggal rumah. Juga harus dijual! Sebentar lagi saya dan keluarga akan jadi gelandangan," demikian ungkapnya dengan sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun