Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Fokus pada Pengharapan

15 September 2024   07:28 Diperbarui: 15 September 2024   07:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Hidup Fokus pada Pengharapan

Oleh: Suyito Basuki

Orang-orang Israel berada di dalam pembuangan di tanah Babel.  Hidup dalam pembuangan, jauh dari sanak famili bahkan keluarga banyak yang terbunuh dalam invasi yang dilakukan oleh orang Babel atau orang Kasdim ini.  Hal itu tentu membuat hati orang-orang Israel  kehilangan pengharapan atau putus asa.

Nabi Yeremia memberikan pengharapan dengan menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Israel.  Yang disampaikan Nabi Yeremia dalam Yeremia 29:11 adalah: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan".

1. Tuhan mengetahui rancangan kehidupan orang-orang percaya.  Kata mengetahui dalam bahasa aslinya digunakan kata 'yada' sebuah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan mengetahui yang sangat mendalam.  Misalnya hubungan intim suami istri menggunakan istilah ini.  Dalam alkitab bahasa Inggris hanya diterjemahkan dengan kata 'know'.

2. Rancangan yang dipersiapkan bagi orang percaya adalah rancangan yang ada dalam pikiran Tuhan.  Rancangan itu rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan, dan rancangan hari depan yang penuh harapan.  Dalam beberapa terjemahan alkitab bahasa Inggris, istilah 'damai sejahtera' diterjemahkan dengan kata 'prosper' yang berarti makmur dan 'welfare' yang bermakna  sejahtera. Itulah hari depan yang benar-benar 'penuh pengharapan.'

Saya memiliki banyak teman persekutuan mahasiswa saat kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta.  Kami memiliki sebuah chapel di lingkungan kampus yang kami sebut gereja kampus.  Di gereja kampus atau sering kami sebut 'gerpus' itu diadakan seminggu sekali persekutuan mahasiswa tingkat univeristas dan di hari lain digunakan persekutuan mahasiswa masing-masing fakultas.  Tahun 1985-1989 saya pernah aktif di Persekutuan PMK FKIP UNS.  Selain mengikuti persekutuan di PMK FKIP dan tingkat universitas saya juga mengikuti persekutuan mahasiswa tingkat kota yang kemudian dikelola oleh Yayasan Gamaliel Surakarta.  Nama persekutuan mahasiswa itu adalah Persekutuan Mahasiswa Kristen Surakarta (PMKS).

Saya bersyukur saat ini melihat banyak rekan mahasiswa persekutuan yang berhasil meraih karier cita-cita pekerjaan mereka dan menjadi berkat dalam lingkungan pekerjaannya. Ada yang menjadi Ketua DPRD, Kepala Sekolah, Hakim Senior, Pengusaha, Karyawan Perusahaan besar dan lain-lain. Puji Tuhan, saya sekarang ini bisa melihat keberhasilan rekan-rekan persekutuan mahasiswa dulu.  Saya yakin mereka memegang janji Tuhan bahwa Tuhan merancangkan masa depan mereka, masa depan yang penuh dengan damai sejahtera dan penuh pengharapan.

Marilah tetap fokus berpegang teguh pada masa depan yang telah dirancangkan oleh Tuhan bagi kita. Teguhlah berjuang menghadapi segala tantangan. (SB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun