Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepergian Pelukis Godod Sutejo, Tak Bisa Hapus Kesan Mendalam Para Rekan

30 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 30 Agustus 2024   23:36 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepergian Pelukis Godod Sutejo Sutejo, Tak Bisa Hapus Kesan Mendalam Para Rekan

Oleh: Suyito Basuki

Sepeninggal Pelukis Godod Sutejo ke alam keabadian, kedukaan meliputi rekan-rekan seniman lukis Jogja.  Keberadaaan Godod Sutejo, sebagaimana pengakuan Nanang Widjaya pelukis yang sekarang ini bermukim di Jakarta, tidak bisa dilepaskan dari dunia lukis melukis di Yogyakarta.  Dyan Anggraini juga senada menyatakan," Bicara seni rupa di Yogyakarta, tidak bisa untuk tidak menyebut nama Godod Sutejo." Sehingga kedukaan itu wajar terasa.

Beberapa komentar yang berangkat dari kesan-kesan pribadi dari seniman lukis, pematung dan pembuat pigura berhasil saya kumpulkan.  Dalam hal ini saya berterima kasih sekali kepada pelukis senior Jogja, Subroto Sm yang telah memberi nomor HP pribadi-pribadi yang berhasil saya hubungi dan komentar-komentarnya saya kompilasikan seperti mozaik di tulisan ini.  Subroto Sm juga sebelumnya mengkomunikasikan maksud saya membuat tulisan ini kepada rekan-rekan Godod Sutejo tersebut.

Berikut saya sampaikan kesan-kesan itu, tidak saya ubah kata-katanya, hanya sedikit disunting untuk disesuaikan ejaannya, semoga bermanfaat.

1. Nanang Widjaya

Nanang Widjaya (dokumen Nanang Widjaya) 
Nanang Widjaya (dokumen Nanang Widjaya) 

"Saya mengenal Bpk Godod Sutejo kurang lebih 30 tahunan di awal tahun 90 an  ketika beliau masih di pasar seni Ancol Jakarta."

"Khas Pak Godod Sutejo dalam pertemanan beliau selalu mengajarkan banyak hal kepada pelukis-pelukis seniman maupun teman-teman yang lain untuk selalu bisa hidup dan berkarya dari Hasil karyanya termasuk bagaimana memanag karyanya masing-masing agar bisa menjadi sandaran Hidup kedepan syukur bisa membiyayai hidupnya dalam berkesenian, dan bahasa khasnya beliau saya ingat, "Njedoootttt dik ne ra isa dodolan lukisan, Hahahaha...," kami pun spontan tertawa bersama tatkala itu berada di tengah-tengah para sahabat pelukis dan para dosen-dosen Seni Rupa yang terkemuka bersama sahabatnya almarhum bapak Mahyar tatkala itu beliau membentuk even "Mah Dod" yang artinya Mahyar dan Godod Sutejo."

"Godod Sutejo yang saya kenal beliau adalah sosok seniman yang tangguh sekaligus baik, dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi, beliau banyak membawa anak-anak petani yang dari lingkungan desanya Wonogiri untuk disekolahkan di sekolah Seni Rupa di Jogja bahkan saat ini sudah ada beberapa menjadi seorang pelukis yang cukup dikenal di Jogja, dan menjadi patner dalam berkerja menjadikan Godod Sutejo semakin dikenal di kalangan para kolektor dan pecinta seni pada umumnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun