Menjadi Creative Minority Agen Perubahan: Wisuda Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Oleh: Suyito Basuki
"Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sebagai Kampus Indonesia Mini 'Yang Termanis' menjadi mitra dalam mempersiapkan para winisuda untuk menghadapi dunia karakteristik VUCA (valatile, uncertainty, complexity, dan ambiguity) dan juga era BANI (brittle, anxious, non-linear, incomprehensible) yang kental. Â Kampus ini menjadi wadah pelatihan bagi para mahasiswa yang saat ini menjadi winisuda untuk menjadi manusia yang senantiasa mampu berkembang pesat dengan kelincahan, kemampuan untuk beradaptasi dan tetap menjunjung 'Takut akan Tuhan' sebagai awal Pengetahuan sebagai motto UKSW. Â Para winisuda menjadi bagian dari Creative Minority yang merupakan agen perubahan. Â Sebagai perguruan tinggi, UKSW merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rerangka dinamis, yang mendorong perubahan dan pembangunan bagi seluruh generasi." Demikian cuplikan sambutan Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E, M.Si, Ak Rektor Universitas Kristen Satyawacana (UKSW) Salatiga dalam acara Wisuda UKSW periode III Kamis 25 Juli 2024 kemarin.
Sejumlah 695 mahasiswa dari program Diploma, Sarjana dan Doktor diwisuda. Â Wisuda dilaksanakan di gedung Balairung UKSW Salatiga dengan dihadiri oleh Pj Walikota, sejumlah pejabat, orang tua/ wali mahasiswa dan segenap sivitas akademika.Â
Pitutur dan Pitulungan
Pj Walikota dalam sambutannya mengingatkan bahwa para winisuda memiliki tanggung jawab moral dan akademik. Selain itu juga diingatkan bahwa para winisuda hendaknya mewujudkan mimpi-mimpi di tengah masyarakat. " Saat menjadi mahasiswa pasti memiliki mimpi-mimpi untuk membangun masyarakat. Â Setelah wisuda ini, hendaklah mimpi-mimpi itu direalisasikan," demikian Pj Walikota menegaskan.
Pj Walikota Yasip Khasani sangat menyadari bahwa para mahasiswa yang kuliah di UKSW berasal dari berbagai daerah, kota, propinsi, bahkan pulau. Â Terhadap kenyataan ini, Pj. Walikota menyadari bahwa Salatiga semakin nyata sebagai daerah Indonesia mini. Â Oleh karenanya toleransi beragama dan terkait dengan kesukuan sudah dipraktekkan di Salatiga sehingga tercipta Salatiga sebagai kota yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Pj. Walikota berharap toleransi ini bisa dilakukan di daerah asal mahasiswa masing-masing.
Menyinggung tentang etimologi nama Salatiga, Yasip Khasani menyebutkan bahwa sekarang ini yang perlu dikembangkan adalah angka tujuh. Â "Salatiga itu ada yang mengatakan berasal dari kata bahasa Jawa 'salah tiga' atau salah tiga. Â Jika sepuluh dikurangi tiga maka ketemunya 7. Â Angka tujuh itulah yang sekarang ini kita kembangkan pengertiannya,"demikian ucap Pj. Walikota. Â Menurut uraian Pj Walikota lebih lanjut angka 7 itu dalam bahasa Jawa disebut 'pitu'. Â "Dari kata 'pitu' itu kemudian bisa kita urai menjadi pitutur dan pitulungan," begitu lanjut Yasip Khasani . Â "Di UKSW ini kalian para winisuda sudah mendapat 'pitutur' atau pelajaran dari para dosen kalian. Â Serta di UKSW inilah kalian mendapatkan 'pitulungan' atau pertolongan dari dosen terlebih Tuhan sehingga bisa mewujudkan cita-cita kalian," begitu analogi yang disampaikan oleh Pj. Walikota ini.
"Jika kalian sukses dengan usaha di daerah kalian, datanglah kembali dan berinvestasi di Salatiga, kota tempat kalian studi saat ini. Atau bisa juga memberikan sumbang saran kepada pemerintah kodya Salatiga, kami akan senang menerimanya agar Salatiga menjadi semakin maju," demikian harap Yasip Khasani Pj. Walikota Salatiga mengakhiri sambutannya.
Progressive and Outstanding