Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Grup Pancawati Kupas Rahasia Penulisan di Siaran RRI Pro 2 Surakarta

13 Juni 2024   10:56 Diperbarui: 13 Juni 2024   12:54 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grup Pancawati Kupas Rahasia Penulisan di Siaran RRI Pro 2 Surakarta

Oleh: Suyito Basuki

Grup Pancawati adalah sebuah perkumpulan penulis wanita para guru SMAN 1 Ambarawa Kabupaten Semarang.  Grup ini didirikan pada November 2019.  Sebagaimana namanya, anggota perkumpulan penulis ini ada lima orang wanita.  Mereka adalah: Dra. Kartilah, Kons. Guru Bimbingan Konseling, Natalia Susiana, DA,. S.Pd guru Bahasa Inggris, Erna Widyaningsih, S.Pd guru Fisika, Dwi Hartati, S.Pd guru Kimia, dan Heni Riyani, S.Pd., M.Si guru Bahasa Inggris.  Masing-masing anggota sudah menerbitkan buku berupa novel dan tulisan-tulisan yang tergabung di berbagai antologi baik cerpen maupun genre tulisan umum lainnya.

Kegiatan yang mereka lakukan selain saling memotivasi dalam menulis, juga melakukan siaran-siaran di radio dengan topik yang terkait dengan kepenulisan dan pendidikan.  Mereka pernah mengisi siaran radio on air di Radio RRI Semarang, Radio Rasika Ungaran, Radio Suara Salatiga dan baru kemarin Rabu 12 Juni 2024, mereka mengisi acara di Radio RRI Pro 2 Surakarta. Jika sebelumnya mereka mengisi acara dengan hadir langsung di studio, maka kemarin, mereka mengisi dengan cara zoom meeting.  Dengan dipandu penyiar Jeje Majenta dan Sherly Anjali yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 3 orang dari grup Pancawati, Heni Riyani, Dwi Hartati, dan Erna Widyaningsih menyampaikan perihal kepenulisan.  Ikut siaran juga seorang murid SMAN 1 Ambarawa Rumaisha Himaehe RS.  Rumaisha yang akan naik ke kelas XII ini termasuk salah satu murid SMAN 1  Ambarawa yang ikut menulis antologi cerpen yang akhir tahun 2023 lalu diterbitkan secara terbatas.

Antologi Cerpen Aku Bukan Rivalmu

Selama hampir 45 menit siaran, selain dibicarakan rahasia konsistensi menulis juga dibahas antologi cerpen yang bertitel: Aku Bukan Rivalmu yang diterbitkan SMAN 1 Ambarawa.  Sebagai sekolah yang mendapat legitimasi sebagai Sekolah Adipangastuti maka SMAN 1 Ambarawa merasa perlu mengurai dan mewujudnyatakan hastalaku ini.  Para penulis cerpen yang hendak menghidupi tindak-tindak kebajikan hastalaku, nampak dalam kisah-kisah yang mereka tuliskan.  Mereka hendak mengurai sikap gotong royong, guyub rukun, grapyak semanak (ramah), lembah manah (rendah hati), ewuh pakewuh (saling menghormati), pangerten (saling menghargai), andhap asor (berbudi luhur), dan tepa selira (tenggang rasa).  Kartilah, Dwi Hartati, Heni Riyani, dan Erna Widyaningsih termasuk guru-guru yang ikut mengisi antologi cerpen ini.

Kartilah dalam cerpennya hendak mengatakan bahwa hidup itu perlu kesabaran dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.  Dalam cerpennya yang berjudul "Tamba Teka Lara Lunga", menceritakan tokoh aku, seorang ibu yang divonis memiliki penyakit kelenjar tiroid.  Ibu yang semula merasa tertekan itu akhirnya bisa menerima kenyataan dan melakukan pengobatan.  Pengobatan dilakukan dengan dilakukannya operasi untuk mengangkat kelenjar yang berupa benjolan di leher itu. 

Pengobatan sampai pada tahap ablasi tetes nuklir yakni pemberian cairan obat bermuatan radioaktif.  Ibu ini mendapat dukungan penuh dari suami dan anak-anaknya, sehingga ia secara mental bisa melewati tahapan-tahapan pengobatannya.  Ketabahan tokoh aku yang menceritakan pengalaman nyata penulis, karena menurutnya: hanya kepada-Nyalah berdamai dengan takdir, berupaya, berserah diri akan segala takdir yang telah digariskan...iklas, penuh rasa syukur, termasuk bersyukur karena diberikan sakit.

Dwi Hartati, dalam cerpennya ingin mengatakan bahwa hidup itu perlu selain sebuah ketabahan juga diperlukan memiliki sifat dermawan kepada sesama. Dalam cerpennya "Guruku Idolaku"  diceritakannya Tia anak SMA yang pintar tetapi paling tidak suka belajar matematika.  Tia tidak punya banyak waktu belajar karena di rumah harus membantu orangtuanya yang belakangan dia ketahui bukan orang tua kandungnya.  Orang tuanya itu bekerja dalam jasa pembuatan makanan untuk catering.  Pak Gerald adalah guru matematika Tia.  Pak Gerald selalu memperhatikan Tia dan mendengar keluh kesah Tia, karena pak Gerald juga wali kelas Tia.  Akibat motivasi Pak Gerald yang hidup menduda karena dipaksa berpisah dengan istrinya yang orang desa oleh orang tua Pak Gerald yang adalah orang kaya.  Saat berpisah, istri Pak Gerald yang bernama Yanti membawa anak perempuannya dan kemudian menitipkan di Panti Asuhan, sementara Yanti kemudian bekerja sebagai TKW di negeri rantau. 

Akibat dorongan Pak Gerald, Tia bisa mengikuti olimpiade matematika, bahkan saat hampir lulus, Tia mengikuti ujian Perguruan Tinggi dan diterima di prodi Matematika.  Pak Gerald ternyata seorang dermawan dan memiliki sebuah yayasan yang membantu anak-anak yatim.  Pak Gerald berketetapan untuk membantu pembiayaan kuliah Tia.  Pak Gerald yang penasaran kemudian menyelidiki asal muasal Tia dititipkan sehingga diambil sebagai anak asuh oleh keluarga Pak Sutejo Wiharso dan Ibu Sripeni kedua orang tua asuh Tia.  Ternyata Tia adalah anak kandungnya sendiri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun