Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 2)

23 Mei 2024   09:47 Diperbarui: 24 Mei 2024   08:44 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis menari (IG-Kumarawangi Art)

Nyi Sutejo menyahut sambil membawa kopi pahit di sebuah cangkir,"Lho tidak ndherekke Ngarsa Dalem pergi ke gunung Merapi  mertinjo kondisi gunung dan makam Mbah Marijan abdi dalem yang semasa hidupnya dapat tugas nunggu Gunung Merapi oleh Sri Sultan?"

Ki Sutejo menerima cangkir kopi berujar,"Tidak jadi hari ini, mungkin Sabtu Kliwon minggu depan.  Hari ini Ngarsa Dalem mendapat tamu dari Jakarta.  Katanya sih ngrembuk bantuan-bantuan bencana gempa untuk kawula di Ngayogya..."

Fitri setengah kaget,"Lho jadi dapat bantuan to masyarakat Jogja?"

Ki Sutejo sigap menjawab,"Ya semoga 'ndhuk, kasihan sekali masyarakat yang kena gempa, banyak di antara tetangga kita yang terpaksa harus tidur di tenda-tenda.  Bersyukurlah kita masih dilindungi yang maha Kuasa.  Kita selamat tak kurang suatu apa."

Nyi Sutejo duduk di sebelah kiri suaminya,"Inggih Rama..."

Ini malam hari, ruang tamu terang karena cahaya lampu, ada perangkat gamelan.  Danang duduk menghadap perangkat gamelan gender. Membuka buku catatan, belajar tabuhan gender.   Fitri keluar dengan segelas kopi pahit, sementara Ki Sutejo duduk dengan mengenakan surjan, wayang Arjuna, Semar dan wayang buto (raksasa) berada di meja. Ki Sutejo meraih wayang Semar melagukan suluk slendro pathet 9.  Tanggap dengan hal itu Danang segera menabuh gender lagon pathet 9, mengiringi suluk bapaknya:

Semar eka den prayitna/ semu riris ika balik/ titi yoni ganda yoni/ tri sonya purnama sasi/ooo... gilar-gilar semadhi tengahing latar/ milang lintang bima sekti/ oooo...

Kemarahan dalam Tembang

Fitri meletakkan kopi di samping bapaknya,"Rama ini kalau suluk sekarang suaranya kok nggak jernih lagi to?" 

Nyi Sutejo keluar dengan nampan, di atasnya piring berisikan ketela rebus,"Mungkin apa karena Rama suka marah-marah itu ya sekarang ini?  Kan kalau orang marah itu suaranya akan segera habis?" Berkata begitu, Nyi Sutejo sambil tersenyum manis.

"Lho mau tidak marah-marah gimana?  Wong meubel kiriman dari Jepara itu tidak seperti yang Rama harapkan..." Ki Sutejo menjawab sambil menyeruput kopinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun