Mencari Nama dari Masa ke Masa
Oleh: Suyito Basuki
Jaman bergulir. Â Pada masa jauh sebelum sekarang ini, di Jawa, kakek-neneklah atau simbah-simbahlah, mbah kakung atau mbah putri, Â yang berperan penuh dalam memberikan nama bagi cucu-cucu mereka. Â Kakek-nenek, dianggap orang yang sudah mumpuni dalam segala hal. Â Karena tidak bisa dipungkiri, mereka sudah banyak makan asam garam dibanding dengan anak-anak mereka.
Selain itu, nama-nama yang lazim dimiliki orang Jawa pada waktu itu sering bersumber dari  bahasa Jawa kuno atau bahkan Sansekerta.  Kakek-neneklah yang diyakini lebih mengerti bahasa Jawa Kuno atau Sansekerta itu.  Tentu saja mereka juga bisa menjelaskan arti nama-nama yang bersumber dari  bahasa Jawa Kuno atau Sansekerta tersebut.Â
Kaya makna
Tidak sembarang kakek-nenek memberi nama. Â Nama-nama yang mereka berikan tentu memiliki makna yang mendalam. Â Misal nama Sukarno. Â Nama Sukarno berasal dari suku kata 'su' dan 'karna'. 'Su 'itu berarti baik, sedang karna atau karno itu berarti telinga. Â Sehingga harapannya, anak yang bernama Sukarno, diharapkan memiliki telinga yang baik, yang dapat mendengarkan berbagai petuah dari orang tua, gurunya dan orang-orang bijak lainnya.Â
Misal lagi nama Suharto. Â Nama Suharto berasal dari kata 'su' dan 'arta' atau 'arto'. Â Su itu baik, arto itu uang atau kekayaan. Â Harapannya adalah supaya anak tersebut kelak menjadi orang baik dan memiliki kekayaan baik lahir aupun batin.
Sederhana, Bersahaja
Kadang juga nama anak diberikan berdasar hari maupun neptu kelahiran. Â Misalnya pemberian nama Ngadiman, Ngadiyem, Ngadimin pada anak, karena anak itu lahir pada hari Ngad atau secara nasional disebut hari Minggu. Â Nama anak Kamis, Kamisan atau Kamisanto karena anak lahir pada hari Kamis.
Di Jawa ada perhitungan neptu dina atau perhitungan hari. Â Neptu dina itu: Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing. Â Jika seorang anak lahir pada neptu Pon, maka misalnya akan diberi nama Poniman, Ponimin, Poniyem. Â Kalau seorang anak lahir pada neptu Wage, maka akan diberi nama Wagimin, Wagiman, Waginah, Wagiyem, Wagini, atau Wage saja. Â Tokoh nasional yang mencipta lagu Indonesia Raya bernama Wage. Â Nama panjangnya Wage Rudolph (WR) Supratman.Â