Saya menulis komentar: Semoga Joko Pinurbo sehat, dulu waktu saling anjangsana di FKIP UNS ke Univ. Sanata Dharma (dulu IKIP), kami saling kenal sama Doroty juga...saat itu kami semeja sbg mhs yg antusias di bidang sastra.
Kisah Anjangsana Anjang Sini
Tahun 1983 saya masuk berkuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta program studi Bahasa dan  Sastra Indonesia. Â
Salah seorang dosen yang mengajar ilmu sastra adalah Pak Herman J. Waluyo. Â Beliau ternyata lulusan IKIP Sanata Dharma Yogyakarta.Â
Oleh karenanya beliau kemudian menghubungkan kami mahasiswa FKIP UNS Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dengan mahasiswa IKIP Sanata Dharma prodi yang sama. Â Dosen IKIP Sanata Dharma, teman Pak Herman J. Waluyo yang juga menjadi fasilitator relasi itu adalah Pak B. Rahmanto.Â
Terjadilah kemudian kami saling anjangsana dan kuberi istilah juga: anjangsini. Â Kami mahasiswa FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia berkunjung ke IKIP Sanata Dharma, demikian kemudian sebaliknya, mahasiswa IKIP Sanata Dharma Prodi Sanata Dharma berkunjung ke kampus UNS. Â Agak lupa tahunnya, mungkin sekitar tahun 1986.
Saat berkunjung di IKIP Sanata Dharma, saya duduk semeja dengan Joko Pinurbo. Â Saat itu lagi semangat-semangatnya dengan sastra yang bersinggungan dengan sosial, apalagi lagi hangat-hangatnya Sastra Kontekstual, maka saya dengan semangat mahasiswa bicara soal itu. Â Joko Pinurbo kalau tidak salah bicara soal proses kreatif seorang penyair.
Di kampus saat itu, saya memimpin penerbitan majalah sastra "Serunai". Â Puisi Joko Pinurbo kami muat di majalah yang kami lay out sendiri dan terbit dengan difoto copy.
Konsisten Berpuisi
Setelah perkunjungan mahasiswa itu, kemudian kami tidak lagi berkomunikasi. Â Meski kemudian saya tinggal di Yogyakarta selama 12 tahun dalam rangka kuliah teologia dan mengajar di sebuah universitas swasta, saya tidak pernah bertemu. Â Joko Pinurbo tetap di IKIP Sanata Dharma menjadi seorang dosen.
Dari berita-berita koran saja saya dengar Joko Pinurbo tetap konsisten dengan dunia kepenyairannya. Bahkan kemudian saya dengar Joko Pinurbo menjadi penyair Jogja yang sangat diperhitungkan.Â