Rangen dan Kutu Air
Solikin mengaku karena pekerjaan yang ia lakukan selalu bersentuhan dengan air, maka kakinya kadang orang Jawa bilang sakit "rangen". Â Sakit rangen itu sakit gatal-gatal di jari kaki dan di telapak kaki karena kutu air. Â Ketika ditanya kenapa tidak memakai sepatu boot? Â Dia pernah memakai sepatu boot, tetapi kakinya malah panas dan ketika terciprat air, kaki menjadi lembab sehingga lebih gampang terserang kutu air. Â "Pernah juga saya pakai pakaian seragam harian yang terbuat dari plastik, tetapi panas dan tidak bebas bergerak, sehingga sampai sekarang pakai kaos dan celana pendek saja, jika basah kena panas malah segera menjadi kering," demikian ujarnya.
"Pernah sakit karena kecapekan sebab banyak permintaan mencuci motor," demikian ujar Solikin. Â Yang dilakukannya kemudian dia beristirahat 2 hari dan banyak meminum vitamin C yang dijual di pasaran. Â Jika sakit itu terkait dengan penyakit kulit rangen atau kena kutu air, dia hanya akan mengoleskan obat kutu air di sela-sela dan pada jari-jari kakinya.
Tetap akan Menekuni Pekerjaannya
Saat ditanya apakah ada keinginan untuk berhenti bekerja dengan melakukan pekerjaan lain, Solikin tersenyum dan menjawab, bahwa untuk saat ini belum terlintas di benaknya untuk melakukan pekerjaan baru tersebut. Â Tidak ingin misal membuka usaha cuci motor sendiri? Â Masih dengan tersenyum, dia mengatakan "belum" di sela-sela aktifitasnya menyemprotkan air sehingga busa-busa yang sebelumnya disemprotkan dan diusap-usap pakai kain menjadi meleleh dan motor menjadi bersih.
Istri Solikin ternyata hanya di rumah, sebagai ibu rumah tangga dengan merawat seorang anak dan keluarga. Â Hal ini menunjukkan bahwa Solikin dan istri lebih mementingkan keluarga juga implisit pula menunjukkan bahwa hasil kerja Solikin mencukupi untuk kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anaknya yang bersekolah di Madrasah atau setara dengan sekolah dasar.Â
Memang untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan pendidikan anak, seseorang tidak harus bekerja dengan memakai seragam di sebuah instansi pemerintah atau BUMN dengan menjadi pegawai negeri atau ASN. Â Bekerja apa saja sesuai denga minat dan kemampuan, asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati akan menghasilkan rejeki yang bisa digunakan untuk menghidupi keluarga, anak dan istri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H