Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sampai Menjadi Korban Kebodohan Sopir Ugal-ugalan

6 Januari 2024   06:48 Diperbarui: 6 Januari 2024   10:33 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban kecelakaan (Sumber: Radar Solo) 

Jangan Sampai Menjadi Korban Kebodohan  Sopir Ugal-ugalan

Oleh: Suyito Basuki

Tulisan saya di Kompasiana yang berjudul: Kiat Selamat, Jangan Remehkan Waktu Istirahat, tayang di Kompasiana kemarin, Jumat 5 Januari 2024 saya kirimkan ke beberapa grup WA yang saya ikuti.  Salah satu grup WA yakni grup Alumni PMK-FKIP UNS, beberapa orang rekan anggotanya, memberi komentar yang menarik sehingga aku perlu untuk menuliskannya.

Sedikit review saja, bahwa tulisanku kemarin itu, bertolak dari peristiwa kecelakaan tabrakan antara sebuah bus dan sebuah truk di jalan tol Ngawi-Solo.  Berdasar keterangan Kasatlantas Polres Ngawi, tabrakan terjadi dugaan sementara karena sopir bus kurang hati-hati dan kurang fokus.  Karena kurang hati-hati dan kurang fokus itulah maka saat menyalib truk, menyenggol bak truk sehingga menyebabkan kecelakaan.  Kecelakaan itu sendiri mengakibatkan 2 orang korban tewas, kernet bus dan kernet truk pengangkut tiang pancang itu.  Sedangkan korban bus yang kebanyakan para guru dari Malang itu luka-luka.

Seorang rekan anggota grup, Yayun yang mengenal beberapa guru rombongan  SMP Charis Institute Malang yang mau rekreasi ke Yogyakarta itu memberi deskripsi tambahan soal intensitas penumpang bus yang menderita kecelakaan:  "Ada 4 yang parah:  robek cukup dalam di pantat,  hampir semua tubuh babak bundas dijahit, patah 2 kaki, patah hidung.  Yang lain cedera ringan," demikian tulis rekan yang sekarang bermukim di Solo.

 

Sopir Ugal-ugalan

Seorang rekan anggota grup yang lain, Henri Santosa yang tahu betul perihal perilaku sopir bus tersebut di kota Malang, memberi komentar pedas.  Katanya: "Bis Restu Panda memang terkenal sopire ugal-ugalan di jalur Jawa Timur.. jadi kalau dibilang kurang fokus itu alasan aja. Kebiasaan mereka ngeblong di bahu jalan yang notabene itu tidak boleh di jalan tol, kecuali emergency," demikian urainya. "Kasihan.. korban kebodohan sopir bis yang ugal-ugalan," tambahnya menandaskan.

Aku tercenung dengan komentar rekan ini.  Kata sopir "ugal-ugalan" yang ia pilih memang berkonotasi negatif.  Dalam kamus Bahasa Jawa, kata "ugal-ugalan" yang tergolong bahasa Ngoko sekaligus Krama tersebut diberi arti "ndhugal", "kurang ajar", dan "nakal" (Bausastra Jawa, Kanisius 2001,  hal. 812).  Kata "ndhugal" sendiri bisa bermakna dalam bahasa yang kalangan umum memahaminya sebagai sebuah sikap "kurang ajar", "seenak sendiri",  dan "tidak mau menerima didikan atau anjuran."

Oleh karena itu kata "sopir ugal-ugalan" itu berarti sopir atau pengemudi yang dalam mengendarai kendaraannya seenak sendiri, tidak memperhatikan aturan-aturan lalu lintas dan tidak memperhatikan keselamatan para penumpangnya.  Yang mereka kejar mungkin batas waktu yang harus dicapai atau sekedar prestasi diri sendiri, supaya dianggap pengemudi yang piawai dalam berkendara.  Sebuah prestasi diri yang semu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun