Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiat Selamat Jangan Remehkan Waktu Istirahat

5 Januari 2024   07:54 Diperbarui: 6 Januari 2024   08:34 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiat Selamat Jangan Remehkan Waktu Istirahat

Oleh: Suyito Basuki

Belum cukup berita-berita kecelakaan di jalan raya maupun di jalan tol; tgl. 3 januari 2024 yang baru lalu terbetik lagi kabar adanya sebuah kecelakaan.  Sebuah bus yang membawa rombongan tabrakan dengan sebuah truk di jalan tol Ngawi-Solo dan menewaskan dua orang kernet bus dan truk.  Peristiwa kecelakaan tepatnya terjadi di Kilometer 567 jalur B desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Berdasar keterangan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Ngawi AKP Sapari, sebagaimana yang dikutip Kompas.com (3/1/2024)  kecelakaan terjadi Rabu sekitar pukul 04.00.  Dengan kronologi: bus bernomor polisi N7223 hendak mendahului truk tronton.  Ketika hendak menyalip truk, sopir bus diduga terlalu mengambil haluan ke kiri, sehingga kendaraannya menabrak bagian belakang truk tronton.  "Dugaan sementara kecelakaan ini karena kelalaian dan kurang hati-hatinya sopir bus Restu karena mungkin kurang fokus..." demikian AKP Sapari.

Kurang Hati-hati, Kurang Fokus

Ada diksi "kurang hati-hati" dan "kurang fokus".  Dua diksi ini bisa menjadi sebuah sebab akibat atau keduanya hanya karena sebuah akibat? Kata "hati-hati" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa berarti "waspada".  Sehingga "kurang hati-hati" dapat dimaksudkan sebagai sikap yang "kurang waspada" atau bisa dikatakan lalai. Sedang kata "fokus" arti kamusnya antara lain "pusat".  Sehingga kata "kurang fokus" bisa dimaknai kurang "memusatkan" pada sesuatu.  Dalam konteks berkendara, pengendara dalam hal ini pengemudi tidak bisa memusatkan perhatian pada jalan yang sedang dilewati.

"Kurang hati-hati" dan "kurang fokus" bisa juga menjadi sebab akibat.  Karena kurang waspada maka akibatnya menjadi kurang bisa memusatkan perhatian? Atau kedua diksi itu hanyalah sebuah akibat dari sebuah sebab?  Lalu sebabnya apa?

Pentingnya Istirahat

Beberapa sebab bisa disebutkan bagi pengendara atau pengemudi yang kurang hati-hati dan kurang fokus.  Bisa jadi mungkin karena faktor tergesa-gesa ingin memenuhi target waktu berkendara.  Atau bisa juga karena pengendara kurang beristirahat sebelumnya, sehingga kelelahan tubuhlah yang menyebabkan kekurang hati-hatian dan kekurang fokusan tersebut.

Seberapakah pentingnya istirahat bagi tubuh dan secara khusus bagi pengendara atau pengemudi sebenarnya? Menurut https://www.balaibaturaja.litbang.kemkes.go.id/, kurang istirahat dalam hal ini tidur misal satu hingga dua jam saja bisa mempengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik kita. Orang yang kurang istirahat atau kurang tidur bisa mengalami gejala berikut: sulit konsentrasi, pikun, kehilangan motivasi, temperamen dan mengantuk sepanjang hari.

Kita asumsikan bahwa pengemudi kategori usia dewasa, 18-40 tahun, maka kebutuhan istirahat atau tidur setiap harinya adalah 7-8 jam setiap harinya.  Laman https://upk.kemkes.go.id/ memberikan saran, supaya orang-orang tentunya termasuk para pengendara atau pengemudi mengupayakan hidup sehat dengan cara menghindari bergadang jika tidak ada keperluan yang khusus serta disiplin dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.

Memanfaatkan Rest Area

Di jalan-jalan tol dibangun Rest Area.  Rest Area sesuai dengan namanya adalah tempat yang dimaksudkan untuk beristirahat sejenak bagi para pengendara atau pengemudi mobil yang melewati jalan tol.  Di Rest Area yang ideal akan disediakan bangunan toilet dan beberapa warung untuk makan, toko swalayan, masjid/ mushola dan Pom Bensin.  Semua bangunan itu untuk memenuhi kebutuhan para pengendara atau pengemudi dan penumpang yang tengah beristirahat.

Jika penumpang bisa beristirahat sepanjang perjalanan, pengendara atau pengemudi perlu waktu khusus untuk beristirahat, jika perlu tidur sejenak.  Menurut https://www.suzukilampung.co.id/ setiap pengemudi boleh untuk berkendara selama 4 jam berturut-turut. Namun, setelah itu diwajibkan beristirahat minimal selama 30 menit.  Tujuan beristirahat ini adalah untuk memulihkan konsentrasi dan daya refleks pengendara dan tentu saja untuk mengurangi resiko kecelakaan. Sebab, berkendara dalam durasi waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan microsleep akibat kelelahan.

Tol Ngawi-Solo

Pengalaman berkendara di jalan tol Surabaya-Solo, khususnya dari Ngawi-Solo memang ngeri-ngeri sedap.  Kalau dari arah Solo-Ngawi, jalanan boleh dibilang menanjak, sehingga kecepatan mobil mungkin hanya sekitar 60-80 km/ jam.  Tetapi saat melintas tol Ngawi-Solo, jalanan seringkali menurun.  Hal ini menyebabkan pengendara atau pengemudi menjadi berkeinginan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan di atas 100 km/ jam. 

Saat pulang dari mengantar anak praktek magang di sebuah PT Semen di kota Gresik, perjalanan pulang melewati tol Ngawi-Solo sekitar jam 03.00 dinihari.  Menurut pengalamanku, ini waktu-waktu ekstrim tubuh menjadi lelah dan pengin tidur.  Oleh karena sadar akan hal itu, aku mengendarai mobil hati-hati, tidak mau terpengaruh pengin cepat dan pengin selalu menyalip kendaraan di depan.  Saat mulai terasa kantuk menyerang, maka perhatian diarahkan ke tanda-tanda Rest Area berada.  Ketika ada Rest Area, hati bersorak! Kendaraan segera aku masukkan ke Rest Area tersebut.  Kemudian kemudi aku berikan ke anak lelakiku yang kuajak sebagai co-driver.  Jika dia tampak lelah, maka kami tidur saja di mobil. Tidur di mobil menjadi sangat tenang karena selain ada anak juga ada istri yang selalu setia menemani di samping kursi kemudi hehehe...

Tidak Usah Malu

Ketika menjadi pengendara atau pengemudi mobil sebuah rombongan yang bukan terdiri dari keluarga, kadang menjadi malu kalau beristirahat di jalan.  Mungkin malu atau takut disebut "Sopir kok ngantukan, sopir kok kurang tangguh dan lain-lain..."  Oleh karena itu biasanya lalu pengendara atau pengemudi mengkonsumsi yang katanya minuman-minuman suplemen berenergi.

Stop rasa malu seperti itu.  Beristirahat bagi pengendara wajib dilakukan.  Memang bagus setelah 3-4 jam berkendara, pengendara atau pengemudi wajib istirahat.  Tetapi meski belum 3-4 jam, jika memang perlu istirahat, kenapa tidak dilakukan?  Jangan sampai kecelakaan mobil terjadi hanya karena "kurang hati-hati" dan "kurang fokus" akibat kita kurang beristirahat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun