Semua Akan Berakhir
Tidak saja pada pertunjukan wayang kulit, tetapi sesungguhnya apa pun yang ada di dunia ini ada masa-masa "dimulai' dan ada pula masa-masa "diakhiri", termasuk kehidupan seorang manusia di dalamnya. Manusia lahir dan kemudian mati. Â Jika segala sesuatunya sudah berakhir, pertanyaannya: bagaimana manusia seharusnya menjalani kehidupannya di dunia ini?
Panggung politik nasional, saat menjelang tahun politik 2024, tahun pemilu presiden dan lembaga legistlatif ini, Â mempertontonkan para tokoh politik yang ingin duduk di lembaga legislatif dan juga eksekutif, mempertaruhkan segala yang ia miliki. Â Ada yang menyebar berita palsu tentang kinerja pemerintahan dan tokoh-tokoh petahana pemerintahan dan lain-lain. Â
Saya kira mayoritas masyarakat itu sebenarnya keinginannya hanya satu, yakni mendapatkan pemimpin yang bisa mengayomi dan memberikan akses tercapainya kebutuhan hidup sehari-hari, pemerintah yang adil, yang membela hak-hak masyarakat dan nyata dalam pembangunan Negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan amanat UUD 45.
Kejadian aneh-aneh, nampaknya akan berlangsung  di negeri ini saat ini terlebih menjelang tahun politik 2024.  Demi kekuasaan, harta benda, idealisme dan lain-lain, orang mau melakukan apa saja.  Kecuali, ada kesadaran penuh, terutama para pemimpin dan calon pemimpin, bahwa segala sesuatunya akan berakhir. Â
Tidak selamanya manusia bakal hidup terus di dunia ini. Â Hidup manusia sesungguhnya tak ubahnya seperti pentas wayang kulit: ada masanya pertunjukan dimulai, ada waktunya pula pertunjukan bakal diakhiri.
Semoga kesadaran ini membawa kesantunan pada siapa pun dalam berpolitik dan meraih kekuasaan di negeri ini. Â Semoga pula, ini bukan sabatas mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H