Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksin Booster, Tidak Demam, Tidak Mual, dan Tidak Muntah

12 Maret 2022   08:39 Diperbarui: 12 Maret 2022   08:45 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serasa digigit semut saat menerima vaksin (Dok.Pri)

Vaksin Booster, Tidak Demam, Tidak Mual dan Tidak Muntah

Oleh: Suyito Basuki

Kamis, 10 Maret 2022 yang baru lalu saya menerima vaksin booster pfeizer.  Pemberian vaksin tersebut dilakukan oleh Puskesmas Mlonggo dengan mengambil tempat di Balai Desa Karanggondang.  

Selain vaksin booster, juga diberikan vaksin bagi yang belum pernah menerima vaksin 1 AstraZeneca dan vaksin ke-2 Sinovac.  Banyak lansia yang datang untuk menerima vaksin-vaksin tersebut.  Bagi lansia yang vaksin, saat mereka hendak pulang, mereka diberi bingkisan berupa beras sebanyak 5 kg dari penyelenggara.

Saya sebelumnya menerima vaksin 1 tgl. 13 Maret 2021 dan vaksin ke-2 pada tgl. 27 Maret 2021, di Pukesmas Mlonggo Jepara hampir setahun yang lalu, 3 bulan setelah dinyatakan terpapar Covid-19 varian delta.  Dinyatakan terpapar setelah melakukan swab tgl. 7 Desember 2021 dan dinyatakan sehat setelah isolasi mandiri 21 Desember 2021. 

Kronologi sampai terpapar Covid-19 saat itu adalah sebagai berikut.  Kami pendeta dan pengurus gereja tgl. 1 Desember 2021 membezuk rekan pengurus gereja yang sakit dikabarkan karena tipes.  Setelah rekan pengurus yang sakit dirujuk ke RSUD di kota kami, tgl. 4 Desember 2021 dinyatakan meninggal dengan pemakaman protokol kesehatan.  Saat itu saya yang melayani ibadah pemakaman.  Akhirnya kami yang pernah membezuk yang bersangkutan, 10 orang ditracing dan diswab.  Hasilnya adalah 5 orang dinyatakan negatif dan 5 orang lainnya dinyatakan positif, termasuk saya di dalamnya.

Pada saat itu, pemberitaan terhadap penderita Covid-19 luar biasa sekali baik dari pasien, keluarga, maupun masyarakat.  Setelah press release dari Dinas kesehatan menyatakan bahwa seseorang terpapar Covid-19, maka akan ada kunjungan dari Satgas Kecamatan yang diwakilkan oleh puksesmas setempat.  

Saya sendiri kemudian didatangi oleh dokter dan perawat Puskesmas Mlonggo dengan mobil ambulance.  Baik dokter maupun perawat memakai pakaian APD putih-putih.  Dokter datang memeriksa kondisi tubuh dan berpesan bagaimana supaya pasien menjaga kesehatan dan lain-lain.  Hari berikutnya, menjelang hari akhir isolasi mandiri, mereka datang lagi untuk mencek saturasi dan lain-lain hingga kemudian mengeluarkan surat sudah sehat bagi pasien Covid-19 yang memang sudah sehat sesuai kriteria mereka.

Pada waktu itu masyarakat sensitif sekali dengan pemberitaan  anggota masyarakat lainnya yang terpapar virus Covid-19 ini.  Mereka secara otomatis akan menjaga jarak terhadap penderita dan keluarganya.  Meski demikian, bantuan sembako diberikan oleh Desa, kelompok masyarakat tertentu atau lembaga-lembaga keagamaan.  

Saya mendapat bantuan sembako dari desa, gereja tempat saya melayani, juga persekutuan klasis gereja kami.  Beberapa orang yang simpati dengan kami juga memberi bantuan berupa beras dan lain-lain.   Seorang rekan pendeta yang sudah pensiun dan memiliki kepandaian memasak, mengirimkan sebaskom masakan swikee ayam bikinannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun