Vaksin Booster, Tidak Demam, Tidak Mual dan Tidak Muntah
Oleh: Suyito Basuki
Kamis, 10 Maret 2022 yang baru lalu saya menerima vaksin booster pfeizer. Â Pemberian vaksin tersebut dilakukan oleh Puskesmas Mlonggo dengan mengambil tempat di Balai Desa Karanggondang. Â
Selain vaksin booster, juga diberikan vaksin bagi yang belum pernah menerima vaksin 1 AstraZeneca dan vaksin ke-2 Sinovac. Â Banyak lansia yang datang untuk menerima vaksin-vaksin tersebut. Â Bagi lansia yang vaksin, saat mereka hendak pulang, mereka diberi bingkisan berupa beras sebanyak 5 kg dari penyelenggara.
Saya sebelumnya menerima vaksin 1 tgl. 13 Maret 2021 dan vaksin ke-2 pada tgl. 27 Maret 2021, di Pukesmas Mlonggo Jepara hampir setahun yang lalu, 3 bulan setelah dinyatakan terpapar Covid-19 varian delta. Â Dinyatakan terpapar setelah melakukan swab tgl. 7 Desember 2021 dan dinyatakan sehat setelah isolasi mandiri 21 Desember 2021.Â
Kronologi sampai terpapar Covid-19 saat itu adalah sebagai berikut. Â Kami pendeta dan pengurus gereja tgl. 1 Desember 2021 membezuk rekan pengurus gereja yang sakit dikabarkan karena tipes. Â Setelah rekan pengurus yang sakit dirujuk ke RSUD di kota kami, tgl. 4 Desember 2021 dinyatakan meninggal dengan pemakaman protokol kesehatan. Â Saat itu saya yang melayani ibadah pemakaman. Â Akhirnya kami yang pernah membezuk yang bersangkutan, 10 orang ditracing dan diswab. Â Hasilnya adalah 5 orang dinyatakan negatif dan 5 orang lainnya dinyatakan positif, termasuk saya di dalamnya.
Pada saat itu, pemberitaan terhadap penderita Covid-19 luar biasa sekali baik dari pasien, keluarga, maupun masyarakat. Â Setelah press release dari Dinas kesehatan menyatakan bahwa seseorang terpapar Covid-19, maka akan ada kunjungan dari Satgas Kecamatan yang diwakilkan oleh puksesmas setempat. Â
Saya sendiri kemudian didatangi oleh dokter dan perawat Puskesmas Mlonggo dengan mobil ambulance. Â Baik dokter maupun perawat memakai pakaian APD putih-putih. Â Dokter datang memeriksa kondisi tubuh dan berpesan bagaimana supaya pasien menjaga kesehatan dan lain-lain. Â Hari berikutnya, menjelang hari akhir isolasi mandiri, mereka datang lagi untuk mencek saturasi dan lain-lain hingga kemudian mengeluarkan surat sudah sehat bagi pasien Covid-19 yang memang sudah sehat sesuai kriteria mereka.
Pada waktu itu masyarakat sensitif sekali dengan pemberitaan  anggota masyarakat lainnya yang terpapar virus Covid-19 ini.  Mereka secara otomatis akan menjaga jarak terhadap penderita dan keluarganya.  Meski demikian, bantuan sembako diberikan oleh Desa, kelompok masyarakat tertentu atau lembaga-lembaga keagamaan. Â
Saya mendapat bantuan sembako dari desa, gereja tempat saya melayani, juga persekutuan klasis gereja kami. Â Beberapa orang yang simpati dengan kami juga memberi bantuan berupa beras dan lain-lain. Â Seorang rekan pendeta yang sudah pensiun dan memiliki kepandaian memasak, mengirimkan sebaskom masakan swikee ayam bikinannya. Â