Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pdt. Em. Saptojoadi dan Kegelisahan pada Cipta Lagu Rohani

22 Januari 2022   04:04 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:36 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt. Em. Saptojoadi dan istri, Ibu Darmini (Dok.Pri)

Tentang lagu "Dhuh Pangeran" itu, Pdt. Saptojoadi yang lahir di Pati 3 Mei 1950 itu, bercerita bahwa lagu itu mempunyai riwayat yang unik.  

Menurut Pdt. Em. Saptojoadi yang purna melayani di GITJ Tawangrejo Pati dan diemeritasi tanggal 23 Oktober 2010 itu, menyatakan bahwa lagu itu dikarang oleh Saptojoadi saat ia menjadi mahasiswa Akademi Wiyata Wacana (AKWW) Pati atas permintaan dosennya yakni  Lawrence Yoder.

Oleh Saptojoadi yang saat ini bermukim di Desa Banyutowo RT I / RW I, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati  itu, lagu itu ditulisnya dalam bahasa Jawa dengan menggunakan not angka dan not balok. 

Lagu itu kemudian diterjemahkan oleh Lawrence Yoder ke dalam bahasa Inggris.  Lagu itu lalu turut dinyanyikan bersama dengan lagu yang lain di pertemuan Mennonite World Conference yang pertama di Kansas tahun 1978.

Karena sudah diberi informasi bahwa lagu karangannya itu nantinya akan dinyanyikan dalam kongres gereja mennonit sedunia tersebut, maka Saptojoadi yang sudah sejak kecil suka memainkan alat musik keroncong seperti ukulele, gitar dan biola, maka saat ia menulis syair lagu, dia membayangkan pertemuan itu akan dihadiri oleh orang-orang mennonit dari berbagai benua, serta kesemuanya menyembah Tuhan.  Oleh karena itu syair yang ia buat menunjuk pada berkumpulnya orang dari berbagai dunia untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya.

Bakat seni itu rupanya mengalir di tubuh Saptojo dari sang ayah: Sardjono bin Merta Sarkam, Kepala Sekolah Dasar Negeri alumnus Normal School Margarejo yang didirikan misionaris Mennonit Belanda (DZV) -- Pieter Anthony Jansz. 

Sarjono adalah seorang violist yang mengetuai Orkes Kroncong  "Cahaya Murni "  Margorejo.  Dari darah seni ayah inilah Saptojoadi intens berkesenian, khususnya dalam penciptaan lagu. 

Saptojoadi memiliki 3 orang cucu: Geofani Adi Pradana, anak pasangan Dany S dan Farida S,  lahir di Yogyakarta, tgl. 2 Juni 2001 Matthew Sebastian, lahir di Kudus, tgl. 29 Mei 2006 dan  Joseph Rahardian Kharistia anak pasangan Dian dan Kristin lahir di Kudus, tgl. 1 Mei 2013.

Daftar lagu yang diciptakan oleh suami dari Darmini ini ada 21 lagu dengan kurun penciptaan tahun 1978 hingga tahun 2013.  Selain Dhuh Pangeran yang acap kali dinyanyikan di acara-acara kegerejaan adalah lagu "Emeritus Dominus", "Mars Komisi Wanita GITJ" dan lagu "Dalam Kehidupan". 

Menurut pengakuan ayah  dari Dany Susila Adi, SE, S.Pd., Dian Kharistia Adi, ST dan Dona Natalia Chandra Hapsari, ST, bahwa lagu-lagu ciptaanya itu banyak dipengaruhi oleh irama Hawai.  

Saat muda dulu, ia pernah menjadi bagian dari grup kroncong yang seringkali memainkan irama-irama Hawaian.   Saptojoadi yang berpenampilan kalem ini juga banyak menerjemahkan lagu-lagu berbahasa Inggris.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun