Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aduuuh Siskaeee, Seksualitasmu Itu Sangat Tabu

10 Desember 2021   06:31 Diperbarui: 10 Desember 2021   06:53 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aduuh Siskaeee, Seksualitasmu Itu Sangat Tabu

Oleh: Suyito Basuki

 

Seksuil atau seksual adalah sesuatu hal yang berkenaan dengan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan); yang berkenaan dengan perkara percampuran antara laki-laki dan perempuan.  Selanjutnya ada pengertian tambahan bahwa seksual adalah berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.  Berdasarkan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia h. 1385 seksualitas juga dapat berarti: 1. ciri-ciri, sifat, atau peranan seks; 2. dorongan seks; 3. kehidupan seks.  PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta  memberi penjelasan, dari dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat. Dalam pembahasan yang lebih luas, mungkin perlu ditambahkan bahwa ketika seseorang terlibat dengan hal-hal yang bersifat pornografi dan terlibat dengan seseorang yang sama jenis kelaminnya dalam masalah seksual, maka hal itu juga dapat dikelompokkan sebagai bagian dari masalah seksualitas.

Di dalam budaya adat ketimuran, khususnya di Jawa, konon seksualitas agak tabu dibicarakan.  Benarkah demikian?  Kalau melihat relief-relief candi-candi peninggalan nenek moyang baik yang berciri Hindhu maupun Budha, maka akan didapatkan kenyataan bahwa seksualitas bukanlah hal yang terlalu tabu dibicarakan.  Dalam relief Candi Prambanan misalnya, akan terdapat lukisan-lukisan orang-orang yang agak terbuka bagian-bagian tubuh yang merupakan "daerah terlarang".  Patung-patungnya pun, pada bagian-bagian tertentu yang "agak tabu" sengaja dibiarkan terbuka.  Konon Candi Cetho yang berada di lereng Gunung Lawu di daerah Karanganyar Jawa Tengah, tidak hanya reliefnya, tetapi benda-benda yang ada di candi itu, hampir semuanya memberi simbol seksualitas.  Konon candi itu disebut sebagai candi "saru" untuk sementara orang?

Ada sebuah cerita pewayangan gagrag metaraman Yogyakarta yang mengisahkan ketika Sang Hyang Jagatnata mendapat istri bernama Dewi Uma yang sangat cantik jelita.  Tersebutlah, ketika Sang Hyang Jagatnata atau Bathara Guru hendak memondong pujaan hatinya itu, maka berlarilah sang dewi ketakutan.  Karena apa?  Menurut cerita pewayangan, sang dewi memiliki penyakit "bagapuru" (tak berlubang alat seksualitasnya?).  Terjadilah Bathara Guru memohon supaya dapat menangkap sang dewi, sehingga kemudian keluarlah tangannya yang lain, sehingga dia memiliki tangan empat, makanya dia juga disebut Sang Hyang Caturboja.  Akhirnya tertangkaplah sang Dewi Umar dan kemudian diketahuilah bahwa alat seksualnya kurang sempurna.  Dengan demikian maka Bathara Guru mengambil daun kluwih dan memukulkannya kepada sang dewi sehingga normalah alat seksualnya.  Sang dewi kemudian diberi nama Dewi Umayi yang kemudian berputra Sang Hyang Sambu, Brama, Endra, Bayu, Wisnu, dan Kala Gumarang.

Apakah seksualitas dalam budaya Jawa tabu?  Mungkin dengan melihat contoh-contoh di atas, ditambah dengan penyelidikan pada seni kethoprak, tayub, ludruk dan seni-seni yang lain yang sering kali mengeksploitasi asmara dan hal-hal yang berkenaan dengan seksualitas, maka akan menunjukkan sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya seksualitas dalam budaya Jawa tetap terbuka.  Walaupun keterbukaannya tetap harus dibedakan dengan budaya barat.

Oleh karenanya kita sangat terkejut ketika baru-baru ini  mendengar berita ada sosok Siskaeee yang mempertontonkan ketelanjangan auratnya di bandara International Airport  Yogyakarta secara vulgar dengan memfoto dan merekamnya di video serta mendistribusikannya ke media sosial.  Meski motif sementara yang ditemukan polisi setelah penangkapan Siskaeee adalah urusan bisnis yang menghasilkan uang jumlah miliaran, tetapi tetap saja seksualitas yang dipertontonkan Siskaeee adalah melewati batas norma ketabuan masyarakat Jawa.  Entah, mungkin masih ada sosok lainnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun