Mohon tunggu...
S Ethex
S Ethex Mohon Tunggu... PNS -

Belajar menulis cerpen, puisi, esai, dan sudah dibuplikasikan di media massa. Bekerja di UPT Dinas Pendidikan Kec. Mojosari. Dosen di Institut Agama Islam Uluwiyah (IAIU) Mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Sebuah Wacana

16 Januari 2014   11:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal bulan memasuki tahun 2014 tersebar sebuah wacana buku 33 tokoh sastrawan terpengaruh di negeri ini, dan membaca, mendengar tanggapan adanya hal tersebut membuat saya harus belajar menyikapi sebuah wacana yang ada. Bersikap menolak maupun menerima saya rasa bukan pada ranah saya karena dalam berkarya selama ini merasa tak terpengaruhi dari 33 tokok sastrawan tersebut, walaupun tak menutup kemungkinan ada yang mengatakan bahwa hasil tulisan saya terpengaruhi oleh salah satu tokoh sastrawan yang ada.

Wacana buku 33 tokoh sastrawan terpengaruh tersebut memang benar-benar menyita dunia sastra, dan menimbulkan sebuah dialog panjang antara yang sepakat dan yang tak sepakat. Dan perdebatan panjang soal buku 33 itu saya rasa hanya akan membuang energi belaka. Alangkah bijaknya bagi mereka yang tak sepakat membuat dan atau menerbitkan buku tandingan, tak hanya menyebarkan ketidaksepakatan pada ruang publik maupun ruang maya saja.

Memang, menyikapi sebuah wacana itu bukan perkara mudah atau susah, perlu sebuah pemikiran yang dingin serta mengebyanpingkan ego dulu, kerana sebuah wacana itu belum tentu akan berdampak selamanya sebagaimana wacana buku 33 tokoh sasatrawan terpengaruh. Yang jelas ada tidaknya buku 33 tokoh sastrawan terpengaruh, selamanya keberadaan dunia sastra di negeri ini akan tetap ada walaupun dalam perkembangannya biasa-biasa saja, bahkan perkembangannya kurang mendapat perhatian dari pihak terkait, ini bisa saya rasakan sewaktu mendapat undagangan dari Temu Karya Sastrawan Nusantara di Tangerang tempo hari yang dimana undangan itu dialamatkan ke Dinas terkait, yakni ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, lalu bagaimana tanggapan dinas di daerah.

Yang jelas menyikapi sebuah wacana jangan sampai menimbulkan sebuah keresahan tersendiri yang pada akhirnya bisa menciptakan benih-benih permusuhan baru hanya karena kita kurang bijaksana dalam menyikapi sebuah wacana. Baik itu wacana buku 33 tokoh sastrawan terpengaruh maupun wacana yang lainnya. Bukankah dalam kehidupan ini kita tak mungkin bisa menghindari sebuah wacana.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun