Mohon tunggu...
Suyatno Budiharjo
Suyatno Budiharjo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Telekomunikasi Telkom University

Hobi ngoprek perangkat IT, ngoding, dan membuat perangkat IoT

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Banyu Biru - Teknologi Mampu Mengatasi Masalah Polusi Udara?

28 Agustus 2023   07:04 Diperbarui: 28 Agustus 2023   08:15 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Buatan

Hujan Buatan yang dilakukan oleh tim gabungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); dan TNI AU dengan operasi teknologi modifikasi cuaca mulai membuahkan hasil. 

Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau kawasan Jabodetabek sudah diguyur hujan pada Minggu (27/8/2023). Hujan buatan ini diharapkan bisa mengurangi polusi udara yang melanda wilayah Ibu Kota dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir [1].

Seberapa Efektifkah Hujan mengurangi Polusi Udara?

Secara kasat mata, hujan mampu mengurangi polusi udara, dengan mencairkan polutan udara dengan konsentrasi tinggi alias kasar (PM10), seperti debu, kotoran, dan serbuk, terperangkap dalam butiran air dan mengendapkan di tanah lebih cepat daripada partikel halus yang lebih kecil (PM2.5). 

Upaya yang patut diapresiasi, karena dapat mengurangi sejumlah besar Polusi Udara di berbagai wilayah di Jabodetabek, selain itu, upaya ini dapat dikatakan upaya dengan biaya yang cukup mahal dengan menaburkan 284,9 Ton Garam (NaCl) untuk mebuat hujan buatan[2]. Tinggal bagaimana upaya untuk menghilangkan polusi udara dengan ukuran partikel yang lebih kecil (PM2.5)?

Para peneliti melakukan eksperimen di Grup MIT Collection Efficiency Chamber,dan menemukan bahwa semakin kecil tetesan hujan, semakin besar kemungkinannya untuk menarik partikel. Kondisi kelembapan relatif yang rendah juga mendorong terjadinya koagulasi itu [3].

Jika upaya yang berdampak besarnya sudah dilakukan oleh tim gabungan dari pemerintah, maka pihak swasta, BUMN maupun masyarakat umum juga dapat berperan untuk mengurangi polusi udara khususnya untuk mengurangi partikel yang lebih kecil PM2.5 dengan menempatkan hybrid filter (HF) yaitu filter dengan tanaman hidup pada rooftop gedung-gedung perkantoran ditambah  water sprayer dengan ukuran yang lebih kecil untuk membuat butiran-butiran air yang lebih kecil untuk menghasilkan muatan listrik yang mampu menangkap atau memperangkap partikel polusi yang lebih kecil (PM2.5).  

Pemerintah juga dapat memasang HF ini dengan menambahkan water spayer di taman-taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di wilayahnya. Bahkan pemerintah atau swasta dapat memasang perangkat filter aktif yang menghisap debu atau polusi udara untuk diproses dari CO atau Co2 menjadi O2 sebagaimana sudah dibahas ditulisan saya sebelumnya.  

 

Kembali lagi Polusi Udara adalah masalah bersama, maka solusinya juga dapat diselesaikan dengan bekerjasama, untuk bersama-sama berperan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing, sehingga menghasilkan solusi yang berbeda namun saling melengkapi, termasuk upaya masing-masing pribadi untuk melindungi diri dari polusi udara dengan pemakaian masker. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun