Mohon tunggu...
Suyatno
Suyatno Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Telekomunikasi Telkom University

Hobi ngoprek perangkat IT, ngoding, dan membuat perangkat IoT

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Salah Kaprah tentang Kecerdasan Buatan (AI)

22 Agustus 2023   10:03 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:08 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dari sekian banyak keterbatasan dari teknologi AI ini, secanggih apapun dia, dia tidak memiliki dua hal yang ada didalam diri Manusia, apa itu? Hati dan Nyawa (Ruh).

Bagaimana menempatkan Teknologi AI?

Lantas bagaimana kita menempatkan teknologi AI? Tempatkan AI pada posisi sebagai pembantu, untuk membantu manusia bukan menggantikan manusia. Tempatkan AI sebagai pembantu guru, bukan untuk menggantikan guru, termasuk guru besar atau Profesor AI sekalipun dia hanya bisa mengajar tapi tidak bisa mendidik. Bahkan ketika teknologi AI mampu membuat robot AI yang membantu tugas asisten rumah tangga (ART).

Dari itu, apakah peran manusia sebagai ART tergantikan? Tentu tidak. Apakah ketika mesin-mesin dipabrik dioperasikan oleh robot AI lantas menggusur peran dari manusia sebagai pekerja buruh? Sehingga mengurangi lapangan kerja buruh? Karena robot AI dinilai lebih efisien dan lebih murah?

Di sinilah peran manusia harus meningkat tidak sebagai pekerja yang mengandalkan otot, tetapi pekerja yang mengandalkan akal yang bertugas mengendalikan dalam tanda kutip memprogram robot AI tersebut.

Ok, andaikan saja semua tugas manusia bisa tergantikan oleh robot AI, lantas apa yang bisa dikerjakan oleh manusia? Disinilah, kita akan diingatkan kembali, misi utama manusia di dunia apa? Seperti halnya covid-19 telah mengingatkan kita, betapa lemahnya kita sebagai Manusia, maka hadirnya Teknologi AI, jangan sampai membuat kita lupa bahkan menyombongan diri.

Ketika semua tugas duniawi telah diambil alih oleh teknologi AI dengan segala macam produk turunannya termasuk robot AI, maka tugas manusia adalah untuk kembali taat dan fokus beribadah serta menyembah kepada Allah SWT semata. Bukankah apapun yang kita lakukan di dunia ini dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, bukankah lelah kita hanya untuk lillah semata. 

Dan pada akhirnya kita sebagai manusia akan kembali menjalani kodratnya sebagai hamba dan kalifah di muka bumi ini, termasuk menjadi tuan dari produk-produk AI, bukan malah diperbudak oleh teknologi AI. Teknologi memang bisa menjadi pisau bermata dua, bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, pun bisa pula digunakan untuk kejahatan.

Sebagai contoh manfaat Teknologi AI untuk mengatasi masalah kesehatan, masalah transportasi, maslaah pendidikan, dan masalah-masalah lain yang perlu diselesaikan dengan teknologi AI. Dan sebaliknya teknologi AI juga bisa digunakan untuk membobol bank, untuk menembus keamanan jaringan komputer, untuk mengambil akun mobile banking dan sebagainya.

Sampai disini jangan ditanya bagaimana caranya menggunakan teknologi ini untuk kejahatan. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari Teknologi AI, bukan malah membuat teknologi AI untuk kejahatan yang hanya membuat menghasilkan dosa jariyah.

Penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun