Mohon tunggu...
Suyanto Anton
Suyanto Anton Mohon Tunggu... -

Seorang pembelajar dan akan terus belajar sampai kapanpun. berusaha mewujudkan mimpi yang selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Malu

28 Februari 2015   01:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bisa berlari

Mereka berprestasi

Mereka unjuk gigi

Mereka memandang hidup dengan berseri

Mereka punya tujuan dalam melangkah

Mereka tidak mengalah

Mereka tidak pasrah

Mereka tidak lelah

Mereka hebat

Mereka luar biasa

Sementara aku

Aku masih belajar berjalan

Aku masih anak ingusan

Aku tak tau harus bagaimana

Aku bingung mau bertanya kepada siapa

Mengapa mereka lebih baik?

Mengapa mereka jauh lebih unggul daripada kita?

Mengapa mereka bisa berprestasi?

Mengapa mereka bisa terlihat hebat?

Satu pertanyaanku

Bukankah manusia itu sama?

Dilahirkan

Diberi kehidupan

Diberi waktu yang sama

Diberi kesempatan yang sama

Diberi akal untuk berfikir

Diberi bekal untuk hidup

Bukankah mereka juga makan nasi?

Tapi mengapa mereka bisa berprestasi?

Mungkin ada yang bilang..

“Bukankah mereka itu senior?”

Atau aku yang inferior?

Senior yang seperti apa?

Apa proses belajar yang lama?

Atau karena mereka punya cara yang berbeda dengan kita?

Sekarang kutahu titik temu

Kita memang punya waktu yang sama

Kita memang punya kesempatan yang sama

Kita memang diberi kehidupan yang sama pula

Tapi kita menjalani proses belajar yang berbeda?

Ada yang tekun belajar

Ada yang santai dalam belajar

Ada yang semangat dalam belajar

Ada yang berani bertanya

Ada yang mau belajar

Ada yang masa bodoh dengan proses belajar

Ada yang hanya ingin pintar secara instan

Sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan itu semua

Ada yang pembelajar

Ada yang mengajar

Ada yang merasa terkejar

Ada yang tau harus mengejar

Ada yang hanya bersabar

Kalau kamu tau

Aku malu dengan diriku

Aku masih belum bisa apa apa

Tidak ada yang bisa ku kerjakan sekarang ini

Tidak ada yang bisa ku banggakan sekarang ini

Tidak ada yang bisa ku lakukan sekarang ini

Semuanya hampa

Semua hanya ada di angan-angan

Semua ada di pikiranku

Tapi pada kenyataannya hidup

Hidup tidak sesuai dengan yang dipikirkan

Apa yang kita rencanakan banyak yang terbengkalai

Tapi apa kita harus lalai?

Tetapi aku yakin

Aku akan menjadi diriku

Aku akan meraih mimpi-mimpiku

Aku menulis diatas kertas

Aku bekerja keras

Aku belajar dengan cerdas

Tapi aku masih was was

Aku malu

Aku malu dengan diriku

Aku ragu dengan diriku

Bukan aku mencari perbandingan

atau tidak bersyukur dengan yang ada

Tapi ketika aku melihat orang lain

Mereka semangat belajar

Salahkah aku jika aku ingin seperti mereka?

Salahkah aku jika aku juga ingin berlari?

Salahkah aku jika aku juga bermimpi?

Ya

Kehidupan berawal dari mimpi

Mimpi yang ditulis dengan rapi

Itu lebih nyata daripada hanya hanya dalam hati

Mimpi yang ku tulis rapi

Perlahan akan menjadi pasti

Tapi dimana takdir Allah?

Takdir Allah ada di ujung perbuatan

Takdir allah ada di dalam doa

Takdir allah ada dalam setiap usaha

Takdir allah itu ada dalam setiap optimisme

Bukankah allah itu seperti prasangka hambanya?

Bukankah allah tidak akan mengubah takdir manusia

Tanpa manusia itu yang menjalani perubahan?

Situ tau banyak dalil agama

Tapi mana bukti nyatanya?

Mana perbuatannya?

Mana usahanya?

Mana?

Mana?

Mana?

Jika aku ragu

Aku tergugu

Aku malu

Aku malu dengan diriku

Aku malu dengan janjiku

Aku malu dengan harga diriku

Aku bisa

Aku bisa seperti mereka

Aku bisa mengejar mereka

Tidak peduli mereka siapa

Tidak peduli aku ini siapa

Aku tak peduli

Aku hanya ingin menjadi lilin

Dalam gelapnya kamar

Bukan menjadi lilin

Diantara mercusuar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun