Krisis, menjadi sebuah kata yang sangat akrab ditelinga kita. Sejak negeri kita dilanda krisis ekonomi nasional pada tahun 1998 dimana naiknya kurs dollar dan rupiah yang drastis sampai kepada jatuhnya pemerintahan orde baru, kemudian di tahun 2008 ketika dunia terjadi krisis global, kata krisis menjadi kata yang sangat melekat dengan kita sampai hari ini. Krisis, memang diidentikan suatu situasi yang tidak enak, tidak stabil, dan kekacauan atau chaos.
Namun dalam bahasa Mandarin kata "krisis" ini mempunyai makna yang berbeda. Dalam bahasa Mandarin kata "krisis" itu adalah 危机(baca: wei ji, pakai nada wei1ji1). Kata ini terdiri dari dua suku kata, yakni 危 (wei) dan 机(ji). 危(wei) artinya: bahaya (dangerous), dan 机 (ji) artinya: kesempatan (chance, occasion, opportunity). Jadi, apabila kita gabungkan kedua suku kata tersebut, maka kata "krisis" 危机 dapat berarti: bahaya tetapi juga kesempatan.
Pertanyaan banyak orang kapan krisis ini akan berakhir? Terus terang melihat perubahan-perubahan yang ada, maka ada kemungkinan krisis akan terus terjadi. Lebih baik kita tidak mengharapkan krisis segera berlalu, tetapi siap menghadapi krisis yang ada. Dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi, salah satu buku yang pernah saya baca yang saya paling suka adalah buku Who Moved My Cheese? Oleh Spencer Johnson.
Buku yang menceritakan empat tokoh yaitu dua si Tikus yang bernama Sniff (Endus) dan Scurry (Lacak) dan dua Kurcaci: Hem (Kaku) dan Haw (Aman). Mereka tinggal di sebuah labirin, dan mereka selalu dapat keju di blok C. Di blok C mereka mendapati setumpuk keju dan tiap hari mereka dengan bebas dan senang menikmatinya.
Namun, lama kelamaan keju di di blok C semakin tipis dan berkurang, dan sampai suatu hari habis, tidak ada keju baru yang datang ke blok C tersebut. Setelah keju tersebut benar-benar habis, kedua Kurcaci yakni Hem dan Haw selalu bertanya dan kadang kala berteriak "Who Moved My Cheese? (Siapa Memindahkan Kejuku?), mereka berdua sambil mengomel dan masih menanti berharap di blok C ada keju baru.
Sedangkan kedua Tikus: Sniff dan Scurry dengan ciumannya segera berlari mencari di blok-blok lain, setelah lama berputar-putar, mentok dan gagal namun mereka tidak putus asa terus berlari akhirnya mereka berhasil menemukan keju baru di blok N. Sniff dan Scurry sudah makan dengan kenyang di blok N, sementara kedua Kurcaci yakni Hem dan Haw masih terus berdiskusi, menyalahkan keadaan, dan mengomel.
Krisis, ada bahaya tetapi juga ada kesempatan. Marilah kita berhenti menyalahkan siapa-siapa, dan siap serta mulai berlari mencari kesempatan-kesempatan baru dan membangun yang baru. Memang berteori mudah, menjalaninya tidak gampang. Tidak gampang bukan berarti tidak bisa (ST).
Sumber Bacaan:
Johnson, Spencer. Who Moved My Cheese? Jakarta: Alex Media Komputendo, 2009.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H