Mohon tunggu...
SUWARTO
SUWARTO Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lakon Kehidupan dan Tanda Akhir Zaman

20 Agustus 2018   19:00 Diperbarui: 20 Agustus 2018   19:06 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masanya akan terjadi kehancuran di muka bumi yang mengakibatkan musnahnya bumi beserta isinya. Para leluhur atau orang tua terdahulu sudah memberikan wejangan pada anak cucunya bahwa tanda-tanda hancurnya bumi akan diperlihatkan beberapa hal: "Ana udan salah mangsa" ini memberi gambaran bahwa terjadinya hujan bukan pada musimnya, yang seharusnya hujan terjadi pada musim penghujan ini terjadinya hujan di musim kemarau.

"Ketiga dhawa kang gawe garinging lemah" maksudnya adalah terjadinya musim kemarau panjang sehingga menimbulkan kekeringan, sehingga meyuilitkan untuk mencari air bersih ketiadaan bahan pangan dan akan mengakibatkan bencana kelapan yang dasyat.

"Tetuwuhan pada alum/garing, tegalan lemahe iya garing aking". Terjadinya kemarau panjang kemudian mengakibatkan sawah, ladang pertanian jika ditanami akan mati tanamannya. Ketika kejadian ini terjadi selama 7 sampai dengan 12 bulan, maka bahan makanan akan berkurang dan rakyat akan mengalami busung lapar, penyakit timbul sehingga malapetaka akan didapat.

"Angin lisus hangulun baju segara ginawa marang daratan ngelebi pradja dhesa" gambaran ini sudah terlihat dimana kejadian air laut pasang di pantai selatan Jawa beberapa hari yang lalu sudah terjadi. Terahir tanda-tanda kerusakan bumi ini adalah "Pemimpine phada rebut kuwasa, rebut harta benda".

Korupsi sulit diberantas di negeri ini, malah semakin menjadi, walaupun ada lembaga antikorupsi ternyata semakin merajalela kasus-kasus korupsi yang terjadi. Phada tanda-tanda yang terang terlihat terahir ini adalah rebutan kekuasaan yang terjadi jauh-jauh sebelum pemilihan umum terjadi dengan berbagai cara, ada yang menggunakan dalih agama, ada yang menggunakan dalih nasionalisme dan sebagainya.

Semua itu bila terjadi bakal terjadi perubahan "lakon". Jadi jika para pemimpin bangsa tidak bijaksana dan tidak berani bertanggung jawab terhadap rakyaknya maka akan tergilas oleh tingkah lakunya sendiri. Golongan yang tidak sejalan dan sepaham akan bahu membahu untuk melancarkan maksudnya, melapetaka terjadi sehingga yang jadi korban adalah rakyat jelata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun