Wacana yang lagi hangat adalah adanya usulan seragam Polwan khusus Muslim. Menurut pendapat pribadi saya kok menjadi agak aneh. Seragam yang akhirnya menjadi tidak seragam. Seragam yang beragam berarti tidak seragam. Setahu saya tujuan adanya seragam antara lain untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan yang seharusnya tidak menjadi ciri dari suatu kesatuan/korp sehingga menjadi suatu kesatuan utuh yang solid karena secara fisik merasa sama sederajat tanpa menunjukkan (menampakkan) Â adanya perbedaan suku, ras, agama dsb sehingga harapannya mempunyai semangat dan langkah yang sama.
Saya mencoba membuka kamus elektronik bahasa Indonesia. Seragam artinya sama ragam. Pakaian seragam adalah pakaian yang warna dan potongannya sama dan dimiliki oleh lebih dari satu orang yang seprofesi atau seperkumpulan (seorganisasi) seperti pakaian pramuka, tentara, penari, pemain sepak bola, pelajar dsb.
Dari pengertian di atas semestinya yang namanya seragam yang memang harus sama ragam baik warna maupun potongannya. Konsekuensinya kalau masuk dan menjadi anggota organisasi atau profesi tertentu ya harus taat pada ketentuan yang berlaku termasuk seragam pakaiannya. Tetapi di negara kita  Indonesia tercinta ini agak aneh.  Beberapa "seragam nasional" setelah mengalami pro dan kontra akhirnya menjadi seragam yang  tidak seragam lagi karena ada yang berbeda sehingga menunjukkan ciri tertentu dengan alasan agama,  khususnya dari agama Islam yang di negeri kita Indonesia ini paling besar jumlahnya. Sebagai contoh seragam pelajar/OSIS yang kemudian menunjukkan si A itu pelajar muslim si B pelajar non muslim. Seragam pramuka ada seragam pramuka muslim ada seragam  pramuka non muslim. Sekarang akan ada seragam polwan muslim dan seragam polwan non muslim. Berikutnya... seragam apalagi atau jangan-jangan nanti ada agama lain lagi yang juga usul dan ngotot  supaya boleh menggunakan seragam yang sesuai agamanya?
Akhirnya, kembali saya bertanya apa makna seragam yang sebenarnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H