Mohon tunggu...
Suwangkarnoaji Pranoto
Suwangkarnoaji Pranoto Mohon Tunggu... -

Wong gunung senang lelono,tempat Dibawah Gunung Lawu seng Angker "Klampis Ireeng". menulis berdasarkan yang aku lihat, kenyataan ,pengalaman hidup ini dan tulisan jiwaku. Salam damai, jauh dimata dekat dihati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Kondisi Bangsaku

6 Juni 2011   20:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:48 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Andai ini sebuah drama kolosal yg banyak melibat actor –acktor intelektual dan kalangan di episode ini. kalau kita kupas lebihdalam menguak tingkah dan polah anak bangsa di era belakangan ini .berjalan dan bertindak melenceng dari sendi-sendi akidah dan pedoman kehidupan masyarakat yang bermartabat .[pancasila ]hampir disemualini masyarakat kebingungan untuk menjalankan dan memainkan peran masing masing. Dari buruh tani ,pedagang, kaum intelek ,politikus,tokoh agama,dan dari pengusaha hingga penguasanya. Semua keluar dari jalur rel masing –masing.Yangburuh tani berpindah ladang , mencangkuldan menggarap area buisnise para pedagang.para pedagang menjual barang komoditas dagangan politik. kaum intelek berlomba-lomba menimba ilmu demo dan orasi dijual dan diperdagangkan demi kepentingan pengusaha untuk mencapai tujuanya ,tiada lain hanyalah jadi penguasa .pelaku –pelaku agama bersikeras menghafalkitabnya dan menjual ayat-ayat dengan harga yang sangat rendah .hanya untuk meraih suksez dan demi popularitasnya, dan tiada lain hanyalah untuk jabatan politiknya .para pemuka agama memakai beragam cara ,gaya dan dalilnya dimimbar- mimbar hiburan dan panggung panggung politik menarik dan mengajak masyarakat untuk selalu dibelakangnya untuk menambahharta pahala dan berupaya kekal di dalam surga dunianya.

bagi para pengusaha tidak mau ketinggalanikut berjihat dengan hartanya untuk mencapai akhir tujuanyamenjadi penguasanegaranya.para politikus beralih arah jadi buruh tani membajak uang dan harta benda Negara .karena dikendalikan oleh kuda hawa nafsu menunggangin pangeranya sehingga pangeran terombang ambig. menjadi buta ,tuli,dan bisu karena mengejar dan menjadi budak ,budak daripara budak. [budak kepentingan dan hawanafssu].dibelokan oleh kekuasaan dan merangsak menginjak injak kerumunan rakyat yang senantiasa tertindas dan tersingkir.sampai dengan detik ini Negara /bangsamasih dikendalikan oleh hawa nafsu para oknum pemimpin atau pangeran yang buta, tuli ,bisu hatinya.jalanya pemerintahan slalu ditunggangin kepentingan klompokdan golongan. Kondisi kehidupan berbangsa dan bernagarakehilangan kendalidan control.

DPRyang seharusnya menjadi control mewakili rakyat di parlemen, justru ikut menikmatibagi hasil bajakan dan panen parlemen. sungguh tragis nasib bangsa ini .kekuatan hawa nafsu senantiasa meggiringpangeranya untuk selalu mendapatkanharta, kemewahan, gemerlap dan gemerincingnya perhiasan dunia . barang dan hal semacam ini biasa dipakai oleh para profesi prustitusi,tetapi belakangan ini cenderung digandrungi para tokoh dan politisi .Dan sangat disayangkan pula hal semacam ini juga melandapada para pelaku dan pemuka agama. mereka juga terkena imbas kepentingan golongan menyeret agama dan pengikutnya.masuk kedalam permainan persekongkolan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan bagianya . mempermaikan umat sesukaakalnya. .dengan iming -iming pahala dan surga,. umat terbius sehingga dengan sukarela melepas harta bendanya. hanya untuk sebuah gelar depan nama hal semacam ini sudah menjadi sebuah budaya dan akan selalu dipelihara.Degan gelar semacam ini banyak orang terjebak dalam sebuah dilema .dan ada pula kelompok- kelompok yang mengatas namakan jihad beralih propesi .memerankan tokoh dua wajah (srigala berbulu domba) iblis berjubah putih. siap menerkam mangsa yang lemah,dengan kefanatikan, terbatasnya penalaran dan pemahaman membuat penyadang gelar jadi buas dan bringas, mengadakan swiping dan mengobrak abrik tempat-tempat atau umat yang tidak sepaham dan sealiran .kelompok –kelompok minoritas menjadi sasaran amuk.tempat –tempathiburan jadi sapi perahan, karena mereka dijadikan simbol-simbol kekufuran. degan pengerahan dan pengumpulan masa membuatkelompoknya semakin perkasa dan merajalela sehingga aparat Negara dibuat tidak berdaya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun