Ishaan Awasthi adalah seorang anak laki-laki yang berusia 8 tahun. Ia duduk di kelas 3 SD selama dua tahun. Ishaan memiliki seorang kakak yang bernama Yohan. Kakaknya sangat berprestasi baik dari akademik maupun non-akademik. Akan tetapi berbeda halnya yang dialami oleh Ishaan. Dia mengalami gangguan belajar yang membuatnya tertinggal dari teman-temannya.
Belajar adalah suatu proses perkembangan hidup manusia. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman hidup, melainkan suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar terjadi secara aktif dan integratif untuk mencapai tujuan.Â
Dalam proses belajar perbedaan dari setiap individu mempengaruhi tingkah lakunya. Anak yang tidak dapat belajar dengan yang sebagaimana harusnya disebut dengan kesulitan belajar. Gangguan yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar dapat berupa gejala psikologis yang berupa ketidakmampuan dalam belajar (learning disability/learning disorder) (Raharjo et al., 2011).
Gangguan belajar atau kesulitan belajar biasanya akan menjadi gangguan kronis yang mempengaruhi perkembangan sampai dewasa. Anak-anak yang menderita gangguan ini sering disalah artikan sebagai anak yang bodoh karena mereka cenderung mempunyai prestasi yang buruk di sekolah. Sebenarnya anak-anak yang menderita gangguan tersebut mengalami ketertinggalan kematangan kognitif dari anak-anak seusianya. Learning disability mencakup gangguan disleksia (kesulitan dalam membaca), disgrafia (kesulitan dalam menulis), diskalkulia (kesulitan dalam matematika) (Nevid, 2014).
Kesulitan Belajar
Secara bahasa kesulitan belajar berasal dari bahasa inggris yaitu "learning disability" yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan sebagai kesulitan, Â karena kan memberikan kesan bahwa sebenarnya anak mampu untuk belajar (Suryani, 2010).Â
Menurut Mulyadi (dalam Yeni, 2015) kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dari proses belajar yang ditandai dari adanya hambatan-hambatan untuk mendapat hasil belajar. Anak yang mengalami hambatan dalam belajar akan menerima hasil yang kurang optimal.
Lamm dan Fisch berpendapat bahwa kesulitan belajar menggambarkan serangkaian kondisi tertentu yang menghalangi proses belajar normal pada anak dengan kecerdasan rata-rata atau anak yang diatas rata-rata. Kesulitan belajar juga merupakan masalah yang memperngaruhi kemampuan otak untuk menerima, memproses, menganalisa dan menyimpan informasi (Yeni, 2015).
Disleksia berasal dari bahasa yunani, yaitu dyslexia, dys yang berarti buruk dan lexion yang berarti kata-kata. Jadi disleksia adalah kesulitan dengan kata-kata. Artinya penderitanya memiliki gangguan ataupun kesulitan dalam kemampuan berbahasa terutama membaca sehingga anak sulit untuk memahami huruf atau kata yang menyebabkan ia kesulitan dalam belajar (Nevid, 2014).
Disleksia juga dikenal dengan SPLD (Specific Learning Difficulty) atau kesulitan belajar khusus. Disleksia merupakan suatu kondisi yang yang ada dalam segala tingkat kemampuan dan menyebabkan kesulitan yang berkelanjutan dalam memperoleh kemampuan membaca dan menulis. Disleksia sebagai suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari kata dan kalimat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan waktu arah dan masa (Abdurrahman dalam Jatmiko, 2016).