Mohon tunggu...
Suud Diyah
Suud Diyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kebiasaan yang Menjadi Adat

5 April 2017   00:36 Diperbarui: 5 April 2017   00:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berhubungan dengan apa yang akan saya bagikan disini tentang perkembangan islam modern di daerah saya yang masih mempertahankan budaya yang dulu, saya akan paparkan dahulu bagaimana sih perkembangan islam di jaman yang sekarang ini. Islam telah ada sejak zaman kenabian, sejak saat itu islam terus berkembang hingga saat ini.namun, perkembangan islam tidak semudah apa yang kita lihat saat ini, ajaran islam mengalami maju mundur hingga saat ini berjaya.

Dimasa ini banyak perkembangan dalam kehidupan islam, meliputi pendidikan, politik, perdagangan dan kebudayaan. Kebudayaan disini yang dimaksut ialah cara berpikir dan cara merasa islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan islam adalah kitab Allah (Al-qur’an) dan sunnah rasul-Nya.

Adanya dialog antara budaya dan islam itu sangat dibutuhkan apalagi pada zaman yang modern seperti ini. Kebudayaan islam ini tercipta oleh mereka-mereka yang menamai dirinya orang islam. Seperti di desa Klatakan-Tanggul Wetan-Jember-Jawa Timur, yang masih mempertahan suatu kebudayaan di era tradisional ke zaman yang modern ini  seperti tasyakuran di bulan-bulan tertentu seperti bulan safar dan suro.

Tak lain dan tak bukan ini adalah suatu budaya yang dari dulu di pertahankan hingga saat ini. Bulan safar menurut penanggalan islam merupakan bulan kedua dalam kalender hijriyah. Hanya saja, bulan ini menurut anggapanmasyarakat awam memiliki karakteristik yang sangat unik dan mitos yang berkembang di masyarakat sehinnga menimbulkan rasa penasaran bagi orang-orang yang belum tahu. Banyak tradisi atau kepercayaan nenek moyang yang saat sekarang masih di pertahankan dan dilestarikan yang dikaitkan dengan beberapa peristiwa yang muncul di bulan ini.

Yang selanjutnya yaitu bulan suro atau bulan muharram. Bulan ini sangat istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah. Bulan ini juga dianggap bulan suci karena sangat sakral untuk melakukan peruntungan, bertafakur, berintropeksi serta mendekatkan diri kepada sang Khalik Jadi diadakannya tasyakuran pada bulan safar dan suro ini karena masyarakat jawa-islam beranggapan bahwa bulan ini adalah bulan yang mulia dan agung .

Seperti yang terjadi di desa Klatakan-Tanggul Wetan-Jember-Jawa Timur, pada bulan ini tak luput juga diadakan tasyakuran seperti “ater-ater bubur” kepada para tetangga. Dengan berbagai topping yang diberikanyang rasanya sangat enak. Semua masyarakat disana juga senang melakukan timbal baliknya.

Sebenarnya semua bulan di islam itu baik, tidak ada bulan atau hari yang buruk karena semua itu adalah asumsi dan anggapan semata manusia. maka dari itu umat islam dianjurkan untuk berdoa dan memperbanyak amalan shalat sunnah di setiap waktunya. Tidak hanya di bulan safar dan suro saja, namun juga di bulan-bulan lain, sebab melalui do’a lah takdir Allah dapat diubah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun