Mohon tunggu...
Sutro Susilo
Sutro Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mancing

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Memanfaatkan Limbah Kain Perca dalam Berwirausaha

27 Oktober 2022   16:51 Diperbarui: 27 Oktober 2022   16:56 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Sampah merupakan salah satu masalah yang selalu ada di setiap daerah. Sampah dibedakan menjadi sampah organik yang dapat terurai secara alami dan sampah anorganik yang tidak dapat terurai secara alami. Ada banyak cara untuk menangani atau membuang sampah tersebut, seperti pemupukan dan pengomposan sampah organik, serta pembakaran sampah anorganik. Selama ini pembuangan sampah masih belum optimal karena berbagai faktor seperti kurangnya teknologi pembuangan dan bahaya menghadapi efek samping (kabut asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, amonia, HCN, dll). 

Sampah kain merupakan salah satu jenis sampah yang sulit untuk dibuang karena merupakan sampah anorganik yang sulit terurai dan tidak dapat dikomposkan, serta jika dibakar akan menghasilkan asap dan gas beracun yang merusak lingkungan. Limbah kain perca adalah selembar kain yang sudah tidak terpakai lagi, tetapi masih bisa digunakan untuk membuat kebutuhan lain dan bisa dimanfaatkan. Jenis limbah kain ini akan menjadi masalah karena keberadaannya tidak lagi diperhitungkan dan jika tidak dibuang akan berdampak pada pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, limbah padat tersebut harus didaur ulang dan digunakan kembali. Menggunakan barang bekas bersama-sama untuk membuat barang yang dapat digunakan kembali akan memberikan dampak yang sangat baik bagi planet ini, yaitu mengurangi dampak pemanasan global. Namun produk tambal sulam memiliki potensi untuk berkembang menjadi produk yang lebih estetis dengan nilai jual yang lebih tinggi ke berbagai kalangan. Sudah ada beberapa industri kreatif yang mengolah barang bekas menjadi produk baru seperti bros, tas, keset dan lainnya. Namun, produk tambal sulam memiliki potensi untuk berkembang menjadi produk yang lebih estetis dan memiliki nilai jual untuk kelompok yang berbeda.

Pemanfaatan limbah kain perca sendiri dapat memberikan pemecahan masalah dengan memberikan wawasan kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan limbah kain perca sebagai usaha kecil masyarakat maupunsiswa dan mahasiswa guna menambah kreatifitas yang bernilai jual sehingga akan dapat membantu perekonomian. Seperti yang kita lihat bahwa di jalan dekat Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau seperti dijalan Garuda Sakti. Gang Satria dan Gang Sepakat. Yang sangat banyak kita jumpai permak baju atau tukang jahit.

Walaupun merupakan limbah kain perca masih dapat dimanfaatkan. Kain perca dipilah dan dipilih dahulu lalu, Kain perca dengan warna dan motif yang menarik dapat dikreasikan menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis dengan kemauan  kreativitas dan perca juga dapat disulap menjadi aksesoris-aksesoris yang unik, cantik, dan fashionable. Banyaknya kain perca dari usaha konveksi menjadi bahan baku kerajinan ini sangat mudah dan murah diperoleh bahkan beberapa penjahit dan konveksi memberikan kain perca secara cuma-cuma dengan demikian kita dapat membuat kreasi aksesoris kain perca tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal.

Dengan memanfaatkan limbah kain perca ini saja kita dapat membukan peluang baru untuk terjun dalam berwirausaha, selain itu kita juga dapat membatu mengurangi limbah kain perca tersebut dengan memanfaatkannya sebagai sebuah kerajinan yang menarik dan bernilai jual yang tinggi.

Untuk memasarkan hasil kerajinan dari kain perca tersebut kita dapat meggunakan media sosial dan spanduk yang dapat memuat artikel serta infomasi bahwasanya ada produk kerajinan yang unik dan cantik dari limbah kain perca tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun