Apa kenangan tahun 2013 yang paling menjengkelkan? Kalau ditanya itu, ada satu jawabnya, yakni; Indonesia yang digoyang oleh joget hura-hura melalui berbagai acara di televisi (TV). Kenapa menjengkelkan? Karena acara joget hura-hura tersebut membuat anak malas belajar, tapi malah ikut goyang-goyang di depan TV. Karena itu, pada awal 2014 ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) - sebagai lembaga pengawas penyiarkan – punya tanggung jawab untuk menertibkannya. Acara joget hura-hura tersebut bukan hanya tidak mendidik, tapi dikhawatirkan dapat memberi pengaruh buruk terhadap anak-anak karena jogetan yang disajikan di TV kadang menjurus seronok dan ditayangkan pada jam belajar.
Kalau tak salah, joget hura-hura ini mulai menggejala sejak pasca Lebaran lalu. Adalah acara YKS (Yuk Kita Sahur) yang mengawali. Acara itu semula digelar sebagai pengantar sahur, tapi belakangan berubah menjadi Yuk Keep Smile (YKS). Sayangnya, perubahannya ternyata sangat kontradiktif. Awalnya bernuansa religious, tapi akhirnya berubah norak dan kurang mendidik. Bahasa yang dilontarkan kadang juga tak sopan dan pakainnya ada yang kelewat minim.
Celakanya, anak Saya rupanya menyukai acara tersebut. Ketika diminta belajar jadi ogah-ogahan, tapi maunya malah ikut goyang-goyang di depan TV. Tentunya ini sangat kurang baik, pada jam belajar anak ada godaan acara hura-hura di TV yang isinya menjurus porno aksi. Hal ini ternyata juga dialami anak-anak sejumlah teman; menjadi susah belajar karena ingin melihat atau ikut joget hura-hura di depan TV.
Belakangan terungkap, di Twitter ternyata banyak juga yang menentang YKS. Bahkan ada hashtag #BubarkanYKS. ”Sejak awal sudah ndak suka. Jogetnya seperti orang mabuk,” kata pemilik id @okilelonojati melalui twitter.
Hanya saja, sejumlah TV lain rupanya malah ikut-ikutan menggelar acara serupa dengan nama yang berbeda. Wah.. wah… ini dapat bikin repot kalau Indonesia dipenuhi dengan acara goyang hura-hura pada jam belajar anak. Untuk itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) - sebagai lembaga pengawas penyiarkan – perlu turun tangan untuk menertibkannya. Ini bukan soal anti joget hura-hura atau tidak, tapi ini menyangkut pengaruh negative pada anak-anak. Kalau ingin, gelar acara joget hura-hura silakan saja, tapi jangan pada jam belajar. Sebab, kalau tetap ditayangkan pada jam belajar, anak yang semula berniat belajar jadi kehilangan semangat karena terganggu ingin nonton joget hura-hura di TV.
Akhirnya, melalui Kompasiana ini, Saya berharap Komisi Penyiaran Indonesia [ @KPI_Pusat ] jangan hanya tinggal diam.
Catatan :
Ternyata ada Petisi Tolak YKS. Mau dukung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H