Mohon tunggu...
Sutrisno -
Sutrisno - Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sang Petualang yang mencari identitas diri

Selanjutnya

Tutup

Drama

Don't Cry Donnat, Kita Semua Sayang Kamu Kok...!! (Bagian 3)

21 April 2013   03:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:52 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Donnat, tadi siapa..? Deuuh yang lagi kasmaran, bahagia pisan atuh. Paling entar malem juga patah hati lagi, lihat aja nanti...!" Kata Cumi sambil cengar-cengir di depan pintu.

" Kali ini kayaknya gak mungkin deh, Dia banget Care ama gue...bukankah elu tau kalo Dia dijodohin ambunya, dia gak mau malah bernangis-nagis ria.." kata Bejo membela diri.

" Aaaah itu tangis buaya alias tangis kepalsuan..elu kenal dia dari jejaring sosial facebook-kan?"

"Loh kok elu tahu Cumi kalo Dede Nano-nano gue kenal dari OL di facebook?"

"Gue, gitu-looh.. apa sih yang kagak gue tahu tentang dunia Maya. Kalo di dunia Maya gak ada yang asli, semuanya-nya palsu dan penuh rekayasa contoh gampangnya, ada yang gunain photo Profil pake kartun atau gambar-gambar abstrak gitu katanya sih biar dibilang seniman, eeh malah kebablasan jadi deh 'PG' Play Group banget gitu. Dan identitas pribadinyapun terkadang gak nyata alias khayalan semua. Tapi itu sebagian hal yang masih dianggap umum namanya juga "Dumay" Dunia Maya toh...Tapi malah ada diprofilnya demi kepopuleran n' eksis di dunia maya biar statusnya rame banyak yang mengomentari N' bilang ngelike, dipasang gambar-gambar seleb atau photo orang lain yang gak jelas juntrungannya gitu, bahkan bikin Profit tandingan, orang satu bisa punya ratusan akun facebook.." kata Cumi menjelaskan dengan gamblang dan jelas.

"Tetapi setahu gue, temen-temen yang se-OL apalagi se-daerah gue yang bener-bener gue kenal original semua, asli gak ada manipulasi sesuai senyata diri kita apa adanya.."

"Yaa itu karena otak elu kaya Donnat, bolong tengahnya alias lugu tapi kena belenggu. Maksudnya ya jalan hidup elu itu lurus, lempeng gak ada belak beloknya gak pernah tau kalo di depan mata elu itu di pasangin jebakan ranjau yang suatu saat kalo elu injak tanpa sengaja akan meledak, "DuAAArR" kaya tabung gas Pertamina yang selalu minta korban, ntu."

"Ranjau apaan sih Cumi..?" Tanya Bejo kurang paham apa yang dimaksud Cumi.

"Apa elu kagak tau apa pura-pura kagak tau lu, bukankah apa saja ada di dunia Maya, namanya aja udah jelas dunia khayal. Contohnya, banyak digunain untuk hal-hal yang bersifat 'Cyber Crime'(Kejahatan dunia Maya) mulai dari ngejebol rekening tabungan orang, Bisnis Movies mesum, esek-esek alias Prostitusi terselubung sampai perjudian tingkat tinggi semuanya lengkap tersaji. Jika kita gak bisa memback-up nya dan arif dalam bermain di dunia Maya, alih-alih malah kita sendiri yang dimakannya alias jadi korban arus Globalisasi yang serba Global, termasuk korban 'negatif' dari kemajuan teknologi itu sendiri. Gue juga tau nama OL Dede Nano-nano elu itu?"

"Kalo elu tau coba siapa..?" tanya Bejo seakan terlena dengan penjelasannya Cumi yang ia cerna cukup realistis dan argumentatif itu.

"Bukankah dia namanya, Saaa-Fiit-Riii yang bermakna, SAya FITuduh pamangerTRI atau bahasa prosanya, saya petunjuk bagi orang yang baru melek teknologi...".

"Sottooy lu ah masa nama orang di tafsir mending ada metode yang absah seperti mengkaji kitab kuning misalnya, www.Kagak@Ngaru. com, la yau-w.."

"Gue sahabat elu cuma bisa ngasih saran, bila menanggapi sesuatu di dunia Maya sewajarnya aja, jangan sampai tujuannya melenceng jauh, gak lebih kok. Di pake syukur gak di pake juga tuh saran gue gak napa-napa, yang penting sekarang elu sedikitnya tau tentang apa itu OL dan apa itu Dunia Maya.." kata Cumi memberi fatwa kali ini terlihat raut wajahnya serius banget. "Makasih Akkii, Cumi...". "Sialan lu...!!" Hahaha mereka ketawa bareng Ngakak abiz.

########################

Malam itu malam minggu, suatu malam yang dianggap panjang waktunya bagi mereka yang punya rutinitas sehari-hari. Tidak terkecuali Bejo. Baginya bukan malam biasa ataupun malam minggu bagi Bejo sama saja. Seperti malam itu ia tetap harus kerja membuat beberapa artikel bertajuk agama, untuk perspektif politik, ekonomi dan hukum serta beberapa cerpen dan Cerbung untuk diterbitkan di beberapa media gaul sebagai freelance-nya. Menyusun bahan untuk intervieuw besok lusapun belum kelar, pikir Bejo sambil sesekali terlihat sorot matanya memerah tanda lelah berat. Tetapi sebagai pekerja KULI yang cukup lama berkecimpung di dunia Media, rasa kantuk baginya sudah menjadi sahabat setianya sehari-hari dan hanya dengan niatan tulus semata-mata karena kepentingan Dakwah serta sembari mengharap ridha dariNya. Dengan usapan air suci wudlu telah memberkahi aktivitasnya untuk terus menulis dan menulis, Alhamdulillah.

"Asshadu'ala illaa hailallah wahdahullah syarikalahu, Allahumaz 'alni minathawabbina wadz 'alni minal mutathahirin wadz 'alni 'ibaadika shalihiiin..." doanya setelah ia basuh dengan air wudlu. Kembali Bejo memulai menulis lagi. tapi perasaan hatinya terasa tidak tenang dan dengan refleks juga ia hubungi Dede Nano-nanonya itu. Tapi berkali-kali bahkan berulang-ulang sampai puluhan kali, Dede Nano-nanonya dihubungi tak ada jawaban alias gak diangkat-angkat coy. Sampai suatu ketika sambungan teleponnya di jawab.

"Hallooo, Assalamu'alaikum... Maaf A' silahkan baca statusku di FeBe, makasih..Wassalam....!!" lalu... Tut-tut-tut-tut-tulalit. maaf Nomor yang anda hubungi dalam keadaan mendengkuuur, silahkan anda hubungi kembali, terserah deh mo kapan aja yang penting gak ganggu gue lagi tidur n' mendengkuurr. zzzzzzzz. Hihihi pasti yang Ngerasa ketawa-ketiwi nih.

Kini tinggal Bejo bengong sendirian gak ada badai, gak ada Topan Dede Nano-nanonya setegas itu (kaya siapa ya, mas Agus Susanto tegas gak yah? pasti jawabnya ya Eyalah...dibelain ama Ehhemm ntu tuh....hihihi). Bejo buka pula Laptop produk jadul kesayangannya yang selama ini selalu setia menemaninya beraktivitas kemanapun Bejo berada. Dan mulai OL Ngeklik Facebook itu. Dan..

"Maafkan aku... harus menjauhimu... karena aku tak pantas untukmu.... kamu pasti mendapatkan yang terbaik dan lebih daripada diriku... aku ingin kau menjadi kakakku, yang bisa menjagaku setiap saat Aku membutuhkanmu. Teruntuk A'a yang sering menyebut dirinya, KULI. Dari si Gadis Nano-nano. Gubbraakk!! suara degup jantung Bejo terdengar jatuh dan lemas. Ternyata benar praduganya selama ini. Benar kalo Dede Nano-nanonya itu menerima perjodohan orang tuanya.

"Gubbrakk-Kedebug !!, terima kasih Dede Nano-nanoku untuk kasih sayang dan kebahagiaan semunya. Dari dulu juga aku nyadar kalo Dede adalah adik manisku. Dari awal kusimpatik dengan namamu yang mirip dengan 2 nama 'teman dekatku' yang telah lama pergi meninggalkanku yakni, Yulispi Ani Shafitri dan Sylvia Shafitri keduanya teman dekatku waktu SMU dulu... kini Dede telah mengikuti jejaknya. Terima kasih untuk segala waktu yang telah kau beri dan kau habiskan denganku. Yaa Rabb, terima kasih untuk jawaban do'a-do'a malamku, sungguh Engkau Maha mendengar lagi Maha mengetahui... Kupinta padamu yaa Rabbi, jaga dan rawat Dede Nano-nanoku ini dan bimbing ia untuk senantiasa dijalanmu serta berikan jodoh yang terbaik pula untuknya, amiiin. Selamat tinggal Dede aku akan mengenangmu selalu dalam hidupku. Sekali lagi terima kasih Cinta Semuku...Akupun akan pergi meninggalkanmu..Selamat menikmati ketenangan malam-malammu, maafkan aku jika malammu selalu terusik olehku.

Korsel I'm Comming.....sambutlah aku dengan rentangan dan pelukan hangat... Anyonghi Chonyok irago jumuseyo, kae yo dong saeng Kei nano-nano Aggassinen.

Wassalam, sebuah catatan dari yang fakir

BEJO SASONGKO

Teruntuk yang punya cinta dan kasih sayang semu.

*************

"Elu kenapa Boss, kagak biasanya suntuk kaya gitu, mana Bejo Donnat yang kukenal dulu... Periang, ceria dan penuh perhatian itu, Hallooo..?" sapa Cumi di pagi hari buta sementara sambil menikmati secangkir teh Bejo hanya bisa menanggapinya dengan seulas senyum hambar.

"Udah shalat subuh lu, jangan bilang mo nitip shalat lagi yaa?" tanya Bejo dengan rona wajah dingin. Membuat Cumi makin penasaran aja di buatnya.

"Elu lagi patah hati ya Jo...?" tanya Cumi penuh harap kalo-kalo partner kerjanya ini sadar dan mau cerita plus ceria seperti dulu. Sementara Bejo masih saja terlihat suntuk dan sesekali memainkan secangkir teh ditangannya, menandakan perasaannya yang sedang galau.

"Ya uddah gue paham kok ama perasaan elu yang lagi morat-marit Gobat-gabit. Yuup ya udah kalo elu gak mau berbagi duka ke gue, sekarang elu istirahat aja, biar tugas interviuw ama pak Mendiknas gue aja ya?" sahut Cumi merasa iba melihat temannya ini.

" Tapi Bang..?". " Udahlah di jamin beres deh, biar gue yang handle semuanya, nih kunci mobil pake buat kemane kek yang elu mau biar gak suntuk terus n' biar hati elu juga gak terus-terusan larut dengan masalah elu itu, Refreshing-lah gitu...!".

"Terus elu sendiri ...tugas kesana naik apa?" tanya Bejo resah.

"Gue bisa menghubungi Rental Car kok, udah pake aja gak apa-apa kok..Gue mo shalat subuh dulu n' makasih juga udah ngingetin gue... abis itu gue mo siap-siap, ohya gimana bahan interviuwnya udah elu susun?".

"Udah tapi belon gue Printing , ya udah bawa aja laptopnya gak pa-pa!".

"Ya udah tenangin hati elu ya, selamat nenangin diri aja, elu kuat kok!" kata Cumi lagi sambil menepuk bahu Bejo dan beranjak pergi meninggalkan Bejo untuk Shalat subuh yang sempat tertunda. (Bersambung)

**************

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun