Mohon tunggu...
Sutri Rahayu
Sutri Rahayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Materi, Metode, atau Guru?

4 April 2017   21:22 Diperbarui: 5 April 2017   05:00 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Materi, metode, dan guru adalah beberapa dari komponen yang terpenting dalam sebuah pembelajaran. Namun, dari ketiga hal tersebut, mana menurutmu yang paling penting? Materikah? Metodekah? Atau gurukah?. Kalau menurut saya yang terpenting adalah jiwa seorang guru, hal ini berdasarkan ungkapan yang sering saya dengar dari seorang guru maupun dosen yang telah mengajar saya bahwa jiwa seorang guru yang akan mengantarkan guru menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan penuh kasih sayang kepada siswanya. Ungkapan tersebut yakni:

اَلطَّرِيْقَة أَهَمُّ مِنَ الْمَادَّة

“ Metode lebih penting daripada materi”. Menurut saya ungkapan tersebut memang benar memang benar karena jika ada sebuah materi yang harus disampaikan, sedangakan seseorang tidak mempunyai jalan atau metode untuk menyampaikannya, maka materi tersebut tidak akan tersampaikan dengan baik, bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman atau yang lainnya. Dan sebaliknya jika seseorang mempunyai metode yang baik, sekalipun materi belum tersusun dengan rapi akan menjadi rapi karena menggunakan metode menyampaikan materi dengan baik, contohnya misalnya seorang guru tiba-tiba harus menggantikan guru yang lain sedangkan belum memiliki persiapan dan bahan untuk diajarkan, maka jika guru tersebut memiliki dan mampu menguasai metode yang baik akan dengan mudah ketika menyampaikan materi dan tidak akan kesulitan dalam proses pembelajaran tersebut.

الْمُدَرِّس أهَمُّ مِنَ الطَّرِيْقَة

“guru lebih penting daripada metode”. Tentunya ungkapan ini benar sekali, karena guru adalah orang yang menyampaikan pegetahuan yang dibutuhkan oleh siswa, dan berjalan atau tidaknya proses pembelajaran juga tergantung oleh guru, mulai dari pengolahan kelas, pengkondisian siswa, menyampaikan ilmu pengetahuan, dan tugas sekolah lain harus dikuasai oleh guru, jadi metode memang penting dan harus dikuasai oleh guru tetapi guru lebih penting daripada metode karena tanpa adanya guru proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan.

رُوْحُ الْمُدَرِّس أهَمُّ مِنَ المُدَرِّس

“ Jiwa seorang guur lebih penting daripada seorang guru”. Nah, jiwa seorang guru memang sangat penting sekali, karena seorang guru jika tidak memiliki jiwa seorang guru maka tidak akan semangat dalam melakukan pembelajaran, tidak melakukan tanggung jawabnya dengan baik, dan kurang memperhatikan siswanya baik ketika proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dan yang lebih penting lagi, ketika seorang guru memiliki jiwa seorang guru, maka hanya akan ada keikhlasan ketika mengajar tanpa memperdulikan gajinya yang rendah, dengan itu maka ketika mengajar guru dengan ikhlas dan semangat karena merasa tanggung jawab guru harus mendidik siswanya agar menjadi oraang yang bermanfaat, bukan semata-mata berprofesi guru untuk mencari nafkah saja. Dan seorang guru jika sudah memiliki jiwa seorang guru tentunya tau dimana tanggung jawabnya dan apa yang harus dilakukannya yaitu belajar menjadi guru yang baik dengan cara belajar baik belajar tentang pendalaman isi materi yang akan diajarkan pada siswanya, metode dan strategi yang harus dikuasainya, belajar membuat bahan ajar dan kewajiban-kewajiban lain yang harus guru lakukan tanpa ada rasa sedikitpun untuk meminta balasan dari apa yang telah mereka yang telah mereka lakukan dan mereka perjuangkan.

Dari pemaparan diatas, sudah jelas bahwa menjadi seorang guru tidaklah mudah dan tidak semua orang bisa menjadi seperti itu yaitu menjadi guru yang memiliki jiwa seorang guru tanpa mengharapkan balasan apapun dari jasa-jasanya tersebut.dan sebagai seorang guru yang mempunyai jiwa seorang guru pastinya akan selalu mendo’akan yang terbaik bagi siswanya agar kelak menjadi orang yang bermanfaat dan mampu mengamalkan ilmunya yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun