Mohon tunggu...
Sutra Diyana
Sutra Diyana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Epidemiology (One Health) Diponegoro University

Epidemiology (One Health) Diponegoro University INDOHUN-SEAOHUN

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada DBD di Tengah Miningkatnya Kasus COVID-19 di Kota Semarang

14 Februari 2022   17:52 Diperbarui: 14 Februari 2022   18:03 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (14/02/2022) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) selama tahun 2021 sudah mencapai 198 kasus dan 8 orang meninggal. Selama pandemi COVID-19, kegiatan PSN di wilayah RT 03/RW 02 Kelurahan Tembalang sementara waktu ditiadakan hingga waktu yang belum ditentukan. Sebelumnya mahasiswa juga melakukan survei ke beberapa rumah di RT 03/RW 02 dan mewawancarai warga di sekitar. Ternyata masih banyak dari warga yang belum mengetahui penyebab dari Demam Berdarah dan cara pencegahanya, sehingga masyarakat sering mengeluh banyaknya nyamuk di sekitar rumah mereka.

Sutra Diyana, mahasiswa Magister Epidemiologi Undip berinisiatif untuk melakukan edukasi ke masyarakat mengenai pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di masa pandemi COVID-19 dengan praktik 3M Plus. Dikarenakan kasus COVID-19 di Kota Semarang saat ini meningkat, sehingga kegiatan edukasi dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) yaitu ke 15 rumah di RT 03/RW 02 Kelurahan Tembalang mengenai pencegahan Demam Berdarah di masa pandemi COVID-19 dengan praktik 3M Plus.

“Sebelumnya PSN di RT 03/RW 02 rutin dilakukan dan semenjak pandemi COVID-19 ini PSN ditiadakan. Sekarang mungkin karena musim penghujan jadi di rumah saya banyak nyamuk, tapi saya tidak tau mana nyamuk penular DBD dan mana tidak” ujar Ibu Ana warga RT 03/RW 02.

“Saya menguras bak mandi kalau sudah kotor saja mbak dan air yang di pot bunga saya tidak pernah buang karna, saya ga tau kalau nyamuk penular demam berdarah bisa berkembang biak di sana” Ujar Ibu Erni warga RT 03/RW 02.

Sutra Diyana, mahasiswa Magister Epidemiologi Undip di RT 03/RW 02 Tembalang mengedukasi masyarakat setempat mengenai apa itu DBD, cara penularan, masa inkubasi, gejala dan pencegahannya. Mahasiswa juga mengajak masyarakat untuk selalu mempraktikkan cara pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri seperti, 3M Plus. 3M Plus adalah (1) Menguras, dimana setiap seminggu sekali harus menguras atau membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, dispenser, pot bunga dll. (2) Menutup, dimana setelah menguras tempat penampungan air, harus menutupnya kembali. Adapun yang harus ditutup yaitu lubang pada pohon di sekitar rumah, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan. (3) Memanfaatkan, dimana kita tidak boleh membuang barang bekas pakai sembarangan seperti botol/gelas plastik bekas minum, ban, dan lain-lain namun harus memanfaatkan atau mengolah barang-barang bekas tersebut biar bisa dipakai kembali atau tidak dikumpulkan dan dijual, sehingga barang bekas tersebut tidak menimbulkan masalah di lingkungan atau pada Kesehatan. (4) Plus, dimana pencegahan DBD dapat dilakukan dengan tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat pengusir nyamuk, menabur larvasida ke tempat-tempat yang susah dikuras atau memelihara ikan pemakan jentik.

Kegiatan Survei Jentik di Bak Mandi Rumah Warga RT 03/RW 02 Tembalang, Kota Semarang (dokumentasi pribadi)
Kegiatan Survei Jentik di Bak Mandi Rumah Warga RT 03/RW 02 Tembalang, Kota Semarang (dokumentasi pribadi)
 

Sutra Diyana pun mengajak masyarakat untuk tidak lengah dengan Demam Berdarah meski masih mewaspadai penyebaran COVID-19, terlebih lagi saat ini masih masuk musim penghujan.

"Saya minta masyarakat jangan lupakan pemberantasan jentik atau sarang nyamuk, dan terap kan 3M Plus di rumah masing-masing baik di dalam rumah atau luar rumah. Sekarang ini masih masa penghujan jadi faktor lingkungan berpengaruh terhadap berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti," jelasnya.

“Untuk poster, buku “Rumah Sehat Bebeas Jentik” dan leaflet sudah saya bagikan melalui group WhatsApp, sehingga informasi dari saya dapat tersampaikan ke semua warga” lanjutnya.

Salam Sehat!

Penulis            : Sutra Diyana – Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun