Walaupun kota Malang disebut sebagai kota Pendidikan karena terdapat banyak Perguruan Tinggi baik yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri ataupun Perguruan Tinggi Swasta, ternyata tidak sedikit dari warganya yang peduli terhadap pendidikan, khususnya melanjutkan pendidikan setelah SMA / SMK. Ini terlihat dari beberapa contoh yang saya lihat baik dari lingkungan tempat tinggal maupun dari teman-teman. Dari pandangan saya, setelah lulus SMA/SMK mereka hanya puas dengan pekerjaan sebagai Security, Cleaning Service, Tukang Parkir ataupun menjadi Pramuniaga di Pusat Perbelanjaan kota Malang. Alasan mereka hanya simpel “ Yang penting kerja”, apakah mereka tidak befikir untuk bekerja yang lebih baik dan lebih menjanjikan ketimbang harus bertahan dengan pekerjaan yang tidak tetap seperti itu. Bahkan teman-teman saya yang perempuan, setelah lulus banyak yang memilih menikah dan mengurus keluarga. Padahal tantangan kita dalam hidup bukan semakin ringan tetapi semakin berat dan persaingan pun semakin hebat, jika kita hanya terkungkung dengan pemikiran sempit seperti itu, apakah kita mampu untuk menciptakan generasi-generasi yang hebat dan luar biasa untuk bangsa ini???
Bukan karena saya mempunyai kesempatan untuk kuliah, lalu saya menyalahkan keputusan mereka tetapi saya ingin memberikan contoh bahwa kalau kita mempunyai mimpi dan keinginan yang besar pasti akan diberikan jalan. Saya pun dulu mempunyai pandangan lebih baik setelah lulus SMA / SMK bekerja dan menghasilkan uang sendiri daripada harus kuliah danberkutat dengan tugas-tugas. Walaupun jauh di dalam benak saya, keinginan untuk melanjutkan kuliah itu ada tapi karena keadaan dan kesempatan yang belum berpihak kepada saya, maka impian itu hanya saya simpan tapi selalu saya tanamkan dalam hati bahwa saya akan kuliah di usia berapapun. Entah itu usia 25 tahun, 30 tahun ataupun ketika menikah saya sudah punya anak impian saya untuk kuliah teta ada. Ternyata, kesempatan itu datang pada saya ketika usia saya 25 tahun, di saat teman-teman saya sebagian sudah berumah tangga dan mengurus keluarga, sebagian sudah mendapat gelar S1 dan bekerja, tapi malah saya baru memulai kembali untuk melanjutkan studi S1. Waktu yang saya gunakan untuk menunggu kesempatan ini adalah 7 tahun. Bukan waktu yang singkat, tapi saya bersyukur bahwa saya masih memiliki kesempatan itu. Alasan saya untuk tetap menyimpan impian itu karena amanah dari Alm.Bapak saya yang mengingatkan untuk sekolah yang tinggi (dalam arti kuliah) dan cari ilmu yang banyak karena ketika saudara, teman bahkan seluruh dunia tidak peduli karena saya yatim piatu, maka dengan ilmu akan tetap berdiri diatas kaki saya sendiri. Kata-kata beliau yang membuat saya semangat walaupun usia saya yang tidak lagi muda dibandingkan dengan teman-teman saya yang usianya baru 18 – 20 tahun.
Jika saya bisa menunggu dan bersabar untuk mewujudkan mimpi saya, kenapa teman-teman saya tidak??, kalaupun ditanya karena masalah biaya, saya pun tidak mempunyai biaya yang cukup untuk kuliah. Karena ada saudara yang mendukung dan membantu saya akhirnya saya berniat semata-mata ibadah untuk mencari ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat. Jika setelah lulus, ijazah S1 saya belum diminati oleh perusahaan atau tidak bekerja, saya akan menggunakan ilmu itu untuk mendidik generasi-generasi muda bangsa ini yaitu anak-anak saya kelak.
Kutipan : ” Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, yakni orang yang berpikir tapi tidak bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir”.